Obama Ucapkan Selamat atas Kemenangan Hillary Clinton

Presiden Obama mengucapkan selamat atas kemenangan Hillary dalam pemilihan pendahuluan (primary) di New Jersey.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 08 Jun 2016, 13:06 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2016, 13:06 WIB
20160202-Barack-Obama-AFP
Presiden AS Barack Obama (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Barack Obama dikabarkan telah menghubungi Hillary Clinton untuk mengucapkan selamat setelah kandidat calon presiden AS itu berhasil memenangkan pemilihan pendahuluan (primary) di New Jersey. Kini Hillary resmi menjadi capres AS dari Partai Demokrat.

Pernyataan tertulis yang dirilis Gedung Putih menyebutkan, Presiden Obama telah menghubungi Hillary untuk menyampaikan ucapan selamat karena telah berhasil "mengamankan delegasi yang dibutuhkan demi meraih nominasi dari Partai Demokrat".

Tak hanya menghubungi Hillary, Presiden AS itu juga telah berbicara dengan senator asal Vermont, Bernie Sanders.

"Presiden mengucapkan selamat kepada kedua kandidat yang telah menjalankan kampanye inspiratif, memberi energi kepada Partai Demokrat, membawa generasi baru AS dalam proses politik, dan menyoroti sejumlah kebijakan penting yang bertujuan untuk memastikan perekonomian AS dapat berjalan untuk semua orang. Bukan hanya bagi orang kaya dan berkuasa," ucap pernyataan tersebut seperti dilansir cnbc, Rabu (8/6/2016).

Gedung Putih menyebut kampanye Clinton sebagai sebuah "perpanjangan perjuangan seumur hidup untuk keluarga kelas menengah dan anak-anak".

Sementara itu, Obama juga mengucapkan terima kasih kepada Sanders karena telah memberikan energi bagi jutaan warga AS dengan komitmennya terkait berbagai isu seperti memerangi kesenjangan ekonomi dan pengaruh kepentingan khusus "dalam politik AS".

Orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu dijadwalkan akan bertemu dengan Sanders pada Kamis 9 Juni esok. Pertemuan ini terjadi atas permintaan Sanders.

Kemenangan Hillary atas Sanders, mengukir sejarah baru di Negeri Paman Sam. Ia menjadi perempuan pertama yang berhasil melaju sebagai calon presiden selama 240 tahun negara itu berdiri.

Namun perjuangan mantan Menlu AS itu masih harus berlanjut. Untuk menduduki Gedung Putih ia harus mengalahkan rival politiknya dari Partai Republik, Donald Trump.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya