Peredaran Narkoba Jenis Heroin Kembali Menghantui Australia

Setelah hilang dari peredaran untuk waktu yang cukup lama, heroin kembali merengut nyawa di kota Sydney, Australia.

oleh Adanti Pradita diperbarui 08 Jun 2016, 20:28 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2016, 20:28 WIB
Peredaran Narkoba Jenis Heroin Kembali Menghantui Australia
Setelah hilang dari peredaran untuk waktu yang cukup lama, heroin kembali merengut nyawa di kota Sydney, Australia.

Liputan6.com, Sydney- Munculnya kembali obat-obatan terlarang jenis heroin di kota Sydney, Australia langsung membuat pihak berwenang negara setempat ketar-ketir.

Peredaran narkoba memang tak terhindarkan di hampir semua negara yang ada di muka Bumi ini.

Namun, nama heroin, obat sedatif yang diproses dari bahan dasar morfin ini sempat hilang dan dikalahkan dengan obat-obatan jenis baru yang terbuat secara sintetis atau tidak alami yang dikenal sebagai designer drugs.

Ahli forensik nasional, Michael Barnes bergegas mengeluarkan peringatan mendesak untuk pihak berwenang agar menangani kasus membahayakan tersebut.

Barnes mengaku dirinya mulai cemas saat mengetahui bahwa ada kurang lebih 13 kematian akibat overdosis heroin dalam kurun waktu sebulan terakhir.

“Kasus kematian dalam waktu singkat akibat overdosis heroin tiba-tiba meroket jumlahnya. Ini menandakan adanya peredaran narkoba jenis heroin yang diperjualbelikan secara meluas di kota Sydney,” katanya, mengutip dari Sydney morning Herald, Rabu (8/6/2016).

Barnes menjelaskan bahwa kasus pertama diketahui tanggal 2 Mei kemarin dan yang paling terakhir dilaporkan pada tanggal 3 Juni 2016.

Tempat sampah dipenuhi bekas suntikan yang dipakai untuk injeksi heroin. (sumber:Daily News)

“Hampir semua korban ditemukan dengan peralatan suntik di sebelah mereka. Ini membuktikan bahwa heroin tersebut sangat mematikan karena hanya dengan satu suntikan, nyawa mereka bisa langsung melayang sehingga tak mampu membereskan barang bukti yang bertebaran di samping mereka,” lanjut Barnes.

Menurut laporan yang dihimpun, 2 dari 13 korban overdosis heroin di kota Sydney, Australia adalah perempuan. Sebagian besar korban berusia paro baya dan berasal dari daerah-daerah tertentu dalam kota Sydney seperti, Potts Point, Willoughby, St Peters, Lane Cove North, Dee Why, Whalan dan Liverpool.

“Menanggapi kekhawatiran yang begitu tinggi akan perederan barang haram tersebut yang sudah membunuh belasan orang di kota Sydney, alangkah baiknya semua pihak yang bersangkutan memperkenalkan bahayanya kepada masyarakat luas sebelum terlambat dan memakan korban lagi,” tutur Barnes.

Melansir dari Fairfax Media, angka kematian yang tinggi dalam waktu relatif singkat ini mengagetkan banyak pihak karena wabah penggunaan heroin terparah tidak pernah terjadi lagi sejak awal tahun 1990-an.

Kejadian hampir serupa juga menimpa kota Vancouver, Kanada di mana heroin berwarna pink yang dikenal sebagai fentanyl membunuh 16 pemakai hanya dalam satu hari.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya