Liputan6.com, Baghdad - Serangan bom bunuh diri melanda ibu kota Irak. Dua bahan peledak meledak secara terpisah dan menelan korban jiwa.
"Menewaskan sedikitnya 22 orang pada Kamis pagi," kata polisi seperti dikutip dari VOA News, Kamis (9/6/2016).
Satu bom ditargetkan ke jalan komersial di Bagdad timur, menewaskan 15 warga sipil dan melukai 35 lainnya. Ledakan lain menghantam sebuah halte bus dekat salah satu pangkalan militer terbesar di negara itu, di utara Bagdad dan menewaskan sedikitnya 12 orang serta menyebabkan 28 lainnya terluka.
Advertisement
ISIS mengaku bertanggung jawab atas hampir semua serangan bom bunuh diri di Bagdad dalam beberapa bulan terakhir. Namun belum ada klaim untuk ledakan kali ini.
"Serangan di ibu kota Irak belum mereda seperti yang diharapkan, meskipun tengah dilakukan serangan Irak terhadap militan ISIS di Fallujah," ucap juru bicara militer di Bagdad, Rabu, 8 Juni 2016 waktu setempat.
Pasukan Irak telah berjuang memberantas ISIS selama beberapa minggu, dalam upaya untuk merebut kembali kota yang telah dikuasai oleh kelompok ISIS sejak Januari 2014. Serangan itu mencakup kota di tiga sisi, dengan satu-satunya daerah yang tak diklaim di tepi barat Sungai Efrat.
Human Rights Watch menyerukan kepada pemerintah Irak pada Kamis untuk menyelidiki laporan pelecehan yang dilakukan oleh pasukan militernya terhadap warga sipil dalam operasi untuk merebut Fallujah.
Menurut kelompok hak asasi internasional, ratusan orang di sebuah rumah sakit Fallujah mengklaim mereka diserang secara fisik oleh Iraqi Popular Mobilization Forces atau Angkatan Mobilisasi Populer Irak.
Perkiraan U.N. menempatkan jumlah warga sipil yang terperangkap di Fallujah ada sekitar 50.000 orang. Orang-orang telah mencoba untuk menyeberangi Sungai Efrat untuk melarikan diri, tetapi badan tersebut mengatakan beberapa orang, termasuk anak-anak, telah tenggelam ketika mencoba untuk melintasi sungai selebar 300 meter.