Ayah Penembak Orlando Pro Taliban dan 'Presiden Afghanistan'

Ayah dari pelaku penembakan Orlando, diduga memiliki pandangan politik yang tajam di tanah airnya, Afghanistan.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 13 Jun 2016, 13:31 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2016, 13:31 WIB
Ayah pelaku penembakan Orlando, Seddique Mateen. (Washington Post)
Ayah pelaku penembakan Orlando, Seddique Mateen. (Washington Post)

Liputan6.com, Florida - Ayah dari pelaku penembakan Orlando diduga memiliki pandangan politik yang tajam di Tanah Airnya, Afghanistan. Termasuk di antaranya adalah pendukung Taliban dan berlagak sebagai presiden Afghanistan.

Seddique Mateen juga disebutkan memiliki acara TV berjudul 'Durand Jirga Show' di saluran Payam-e-Afghan, yang disiarkan dari California.

Dalam tayangan itu, Mateen senior berbicara tentang kondisi politik di Afghanistan. Kendati demikian, ia kerap berbicara tak masuk akal.

Puluhan video diposting di saluran dengan akun Seddique Mateen di salah satu jaringan berbagi video di internet. Ada sebuah nomor telepon dan alamat surat di tiap episodenya. Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah alamat Seddique di Florida.

Seddique juga memiliki organisasi non-profit, bernama Durand Jirga, yang terdaftar di Port St. Lucie, Florida.

Dalam salah satu rekaman, ayah pelaku penembakan massal Orlando itu mengekspresikan rasa hormatnya kepada Taliban, dan mencela pemerintahan Pakistan.

"Saudara kita di Wiziristan, saudara kita Taliban dan Taliban Afghanistan kini tengah bangkit," kata Seddique dalam tayangan rekamannya seperti dilansir dari Washington Post, Senin (13/6/2016). "Atas izin Tuhan, masalah Jalur Durand akan segera teratasi."

Isu Jalur Durand adalah salah satu sejarah penting, terutama bagi etnis Pasthun, yang tinggal di perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan.

Jalur Durand, tak lain adalah perbatasan itu sendiri. Tak jelas apakah Mateen sekeluarga berasal dari etnis Pasthun. Namun, kebanyakan Taliban Afghanistan berasal dari etnis itu.

Jalur Durand digunakan batas demakarsi oleh Inggris dan Afghanistan pada 1893. Inggris menguasai kebanyakan sub-kontinental Asia saat itu. Meski di beberapa tempat termasuk Afghanistan dan barat laut Pakistan hanya sedikit yang dikuasai.

Jalur itu sendiri dimiliki oleh Pakistan saat negara itu merdeka. Semenjak saat itu, populasi etnis Pasthun pun terpisah secara politik. Juga karena mereka merasa termarjinalisasi.

Pasthun adalah etnik grup terbesar di timur Afghanistan dan utara Pakistan.

Postingan Video di Facebook

Hanya beberapa jam sebelum Omar membantai pengunjung klub malam Pulse, sang ayah, Seddique memposting video di Facebook. Tayangan itu berjudul Provisional Goverment of Afghanistan oleh Seddique Mateen.

Dalam rekaman itu, ia berperan sebagai presiden Afghanistan dan memerintah sejumlah penangkapan terhadap tokoh dari negara tersebut.

"Saya perintahkan kepada tentara nasional, polisi nasional dan intelijen departemen untuk menangkap dan memenjarakan Karzai, Ashraf Ghani, Zalmay Khalizad, Atmar, dan Sayyaf. Mereka menentang bapak pendiri bangsa kita, dan menentang Tanah Air," kata Seddique dalam balutan busana militer.

Di sejumlah video teranyar, saluran video berbagi miliki Seddique 'menayangkan' dirinya mendeklarasikan diri sebagai kandidat presiden Afghanistan.

Meski demikian, ada keanehan dalam unggahan tersebut. Waktu dalam postingan video tersebut terlihat aneh, yakni setahun setelah pemilihan presiden diadakan di Afghanistan.

Kemunculan Mateen dalam video tersebut tak terarah. Ia kerap muncul tiba-tiba dan membahas satu topik lalu loncat ke pembahasan lainnya.

Ayah pelaku penembakan Orlando itu juga menggunakan bahasa Dari, bukan Pashto, bahasa Pashtun. Hal itu tak wajar, mengingat pembahasannya adalah isu-isu nasionalisme Pashtun.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya