Liputan6.com, Beijing - Reruntuhan bangunan istana yang diduga berasal dari 590 tahun yang lalu, yakni pada zaman kekuasaan Dinasti Ming, ditemukan di Kota Terlarang atau The Forbidden City, Beijing, China.
Situs yang disebut Cining Palace tersebut ditemukan di luar kompleks istana. Dulunya tempat tersebut dihuni oleh ibu kaisar China.
Menurut laporan para arkeolog yang dikutip dari Daily Mail, Selasa (14/6/2016), penemuan peninggalan Dinasti Ming tersebut merupakan yang pertama kalinya di Kota Terlarang. Arkeolog menemukan reruntuhan itu saat sedang melakukan penggalian di gerbang Changxin Kota Terlarang.
Advertisement
Baca Juga
Reruntuhan yang meliputi dinding dan pondasi itu menunjukkan zaman kekuasaan Dinasti Ming. Properti diduga dibangun di atas alas kayu yang membantu menjaga kestabilan bangunan.
Setelah diperiksa oleh para ahli, temuan tersebut kembali disegel oleh para pekerja reruntuhan.
Shan Jixiang, seorang kurator museum Kota Terlarang, mengatakan akan membangun lantai kaca di atas reruntuhan tersebut dan menunjukkannya kepada publik
"Hal tersebut akan membuat istana terlihat lebih 'multidimensi'," kata Shan.
Kompleks Cining Palace terletak di bagian barat Kota Terlarang. Tempat tersebut mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015.
Kota Terlarang merupakan istana Kaisar China dari zaman Dinasti Ming hingga akhir masa kejayaan Dinasti Qing pada tahun 1912.
Terletak di pusat Beijing, Kota Terlarang, digunakan sebagai tempat melaksanakan upacara penting dan pertemuan politik, selama hampir 500 tahun, sebelum berakhirnya zaman kekuasaan kekaisaran China.
Tempat itu kini termasuk ke dalam daftar situs Warisan Dunia dan merupakan koleksi bangunan kayu terbesar di dunia.
Pembangunan Kota Terlarang, seluas 180 hektar, dimulai pada tahun 1406 dan memakan waktu selama 14 tahun untuk menyelesaikannya.
Seni membangun dinding setinggi 26 kaki atau 7 meter itu didirikan dengan menggunakan teknik Rammed Earth atau tanah kompak. Ini adalah teknologi menggabungkan beberapa lapis tanah untuk membuat dinding dan lantai.
Selama penggalian di gerbang Changxin, arkeolog menemukan tanak kompak setebal 30 sentimeter, sisa dari dinding yang dibuat pada periode awal Kota Terlarang.
Pondasi ditemukan sedalam 10 kaki atau sekitar 3 meter dengan 30 lapis batu yang dibuat khusus untuk pembangunan bangunan bersejarah itu.
Tidak hanya itu, para arkeolog juga menemukan mimbar kayu yang dibangun untuk menyokong pondasi batu, serta dua lubang pijakan kaki yang ditinggalkan oleh pekerja konstruksi.
"Dari struktur lubang tersebut, kita bisa melihat Kota Terlarang bukanlah bangunan yang didirikan tidak kokoh," kata Shan.
Pada tahun 2015, para ahli mengumumkan mereka menemukan 16 pilar besar, tepat di bawah taman Cining Palace.
"Dari letaknya yang berdekatan, kedua situs itu diduga merupakan bagian dari istana besar yang hancur pada akhir kejayaan Dinasti Ming," kata Shan.
Sementara itu, gedung pertemuan di halaman Kota Terlarang, yang pernah digunakan sebagai tempat tinggal beberapa Kaisar Qing, akan menjalani renovasi selama empat tahun.
Semua artefak berharga, termasuk batu giok, lukisan, lampu dan furnitur yang jumlahnya sebanyak 1.890 artefak akan dipindahkan ke Aula Budidaya Metal selama proses perbaikan dilakukan.