Liputan6.com, London - Setiap pembaca yang sering bepergian dengan pesawat terbang tentu paham tentang bunyi mesin pesawat yang merambat masuk ke dalam kabin dan menemani sepanjang perjalanan. Apalagi kalau duduk dekat penumpang yang berisik, lebih menderita lagi.
Banyak penumpang penerbangan kemudian berpikir tentang tempat duduk dalam pesawat yang tidak terlalu diganggu dengan suara mesin pesawat.
Baca Juga
Baca Juga
Penerbangan biaya rendah JetBlue yang berkedudukan di New York mencoba mencari jawab atas pertanyaan itu melalui sejumlah pertanyaan kepada para penumpangnya.
Advertisement
Dikutip dari Daily Mail pada Jumat (24/6/2016), seorang pilot JetBlue bernama Christian P. menjelaskan melalui video dalam blog perusahaan, bahwa jawabannya agak bisa ditebak.
Ia mengatakan bahwa para penumpang memilih tempat duduk yang paling dekat ke depan pesawat. Sejumlah pakar lain mengatakan bahwa tempat duduknya tentu yang ada di arah lorong.
Kata pilot JetBlue itu, "Suara bisingnya lebih sedikit ketika orang duduk di depan sayap. Pada kebanyakan pesawat terbang, mesinnya terletak di bawah sayap."
"Duduk di arah depan sayap seperti duduk di belakang pengeras suara. Semua suara mesin dan suara terpaan udara terarah menjauh dari kita. Untuk perjalanan yang lebih senyap, pilihlah kursi di kabin bagian depan."
Dai Wittingham, ketua Komisi Keselamatan Penerbangan Inggris, mengatakan MailOnline bahwa orang yang terganggu dengan kebisingan bisa meminta duduk di arah lorong.
"Pada dasarnya, kursi-kursi yang berada di arah depan mesin cenderung lebih senyap. Di arah belakang sayap, ada kemungkinan tambahan bising aerodinamika dari sayap itu sendiri."
"Kursi arah jendela lebih bising daripada yang ke arah lorong karena penumpang lebih dekat ke kulit pesawat. Intensitas suara menurun seiring dengan kuadrat jarak dari sumbernya."
Penjelasan Ilmiah?
Pada 2006 lalu, H. Kurtulus Ozcan dan Semih Nemlioglu dari Universitas Istanbul menerbitkan temuan mereka setelah melakukan pengukuran tingkat kebisingan dalam kabin pesawat terbang.
Penelitian itu menelaah penerbangan domestik menggunakan pesawat Airbus 321 dan mengungkapkan bahwa para penumpang di kursi-kursi tengah dan arah lorong tepapar pada kebisingan yang 4 dB (decibel) lebih rendah daripada paparan pada mereka yang duduk mengarah ke jendela.
Namun demikian, duduk di bagian depan pesawat bukan hal yang murah pada sejumlah penerbangan. Bahkan bisa sangat mahal pada pesawat terbang yang lebih besar dengan kabin premium.
Misalnya, penumpang yang menggunakan Airbus A380 milik British Airways harus termasuk dalam kelas utama atau kelas bisnis supaya bisa berada di bagian depan pesawat, demikian menurut peta tempat duduk di situs Seat Guru.
Tiket pergi-pulang kelas utama London – San Francisco dengan British Airways seharga 7 ribu poundsterling (Rp 137 juta), sedangkan kelas bisnisnya seharga 3 ribu poundsterling (Rp 59 juta).
Bagi para penumpang penerbangan biaya rendah, mereka harus berada di 14 baris pertama dalam Boeing 737 milik RyanAir atau 6 hingga 8 baris pertama dalam Airbus A319 atau A320 milik easyJet.
Ini mirip dengan pilihan kursi Airbus A 320 milik AirAsia, namun AirAsia menjadikan 5 baris pertama sebagai 'hot seats'.
Para penumpang yang terbiasa menggunakan penerbangan biaya rendah dalam benua Eropa akan merasakan perbedaan besar ketika melakukan penerbangan dengan Airbus A380, suatu pesawat terbang terbesar dan salah satu yang paling senyap sekarang ini.
Boeing 787 Dreamliner jauh lebih senyap daripada pesaing-pesaingnya. Tidak lupa, Wittingham mengatakan bahwa pesawat baling-baling cenderung menjadi yang paling berisik karena kibasan ujung-ujung baling-balingnya.
Advertisement