Liputan6.com, London - Hujan deras mengguyur Kota London dan sekitarnya selama beberapa hari belakangan. Tentunya bisa Anda bayangkan seperti apa kondisi jalanan, setelah diguyur hujan selama berhari-hari: becek, berlumpur, dan kotor.
Namun, kondisi jalanan yang berlumpur dan becek tersebut, malah menjadi suatu keuntungan bagi 180 ribu peserta Festival Glastonbury -- pertunjukan musik kontemporer, tari, komedi, sirkus, dan kabaret.
Baca Juga
Ribuan pengunjung festival itu merayakan berhentinya hujan, yang membuat lokasi acara di Somerset, berubah menjadi rawa.
Advertisement
Penyelenggara festival memanfaatkan lumpur akibat hujan berhari-hari, untuk membuat berbagai macam aktifitas berkaitan dengan lumpur.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (24/6/2016), festival di hari yang cerah itu diawali dengan antrean panjang para peserta. Bahkan hingga menyebabkan 12 jam kemacetan di sekitar Worthy Farm, Somerset, Inggris.
Banyak foto bertebaran di media sosial, memperlihatkan kemeriahan perayaan, yang pada tahun ini dimeriahkan dengan berbagai aktifitas terkait lumpur.
Selain festival lumpur, para peserta juga melantunkan sebuah lagu yang ditujukan untuk mengenang wafatnya MP Jo Cox.
Awalnya, acara tersebut akan diselenggarakan pada hari Rabu 22 Juni yang bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-42 Mp Jo Cox. Namun, akhirnya tertunda akibat padat merayapnya jalan lintas menuju lokasi.
Penyanyi Billy Bragg, memimpin menyanyikan lagu 'We Shall Overcome', diikuti oleh peserta yang mulai membanjiri lokasi.
Setelah lagu tersebut selesai dilantunkan, keheningan menyelimuti kerumunan peserta, mengenang MP partai buruh yang dibunuh pada tanggal 16 Juni 2016.
"Kita harus hidup tanpa perpecahan, seperti yang dikatakan oleh Jo Cox, kita memiliki banyak persamaan," kata Billy.