Liputan6.com, London - Suatu penelitian mengungkapkan bahwa wanita pencari kerja yang mengirimkan resume beserta foto dirinya berbelah dada rendah 19 kali lebih mungkin diundang wawancara daripada foto diri berkerah konservatif.
Menurut penelitian di Prancis ini, wanita berpakaian belahan dada rendah itu lebih berkesempatan diundang wawancara kerja untuk peran-peran penjualan dan akunting.
Baca Juga
Dikutip dari The Telegraph pada Selasa (28/6/2016), peneliti Dr. Sevag Kertechian dari Sorbonne University di Paris memaparkan temuannya dalam perhelatan Appearance Matters Conference, yaitu acara terbesar tentang citra jasmani.
Advertisement
Baca Juga
Perhelatan yang berlangsung dari Selasa hingga Kamis dalam minggu ini dihadiri 200 peserta dari seluruh dunia guna membahas isu terkait bedah pengurangan berat badan, gangguan makan, dan boneka-boneka "sangat kurus".
Dr. Kertechian memutuskan untuk meneliti dampak pakaian pada proses pengambilan pegawai setelah menyadari belum ada penelitian tentang hal itu.
Melalui iklan lowongan kerja selama 3 tahun belakangan, ia mengajukan dua orang wanita untuk melamar. Mereka memiliki penampilan yang mirip, kemampuan yang setara dalam CV, tapi memasang foto yang berbeda. Satu orang mengenakan pakaian berleher rendah, sedangkan yang lainnya mengenakan pakaian hingga melingkari leher.
Tiap wanita diajukan ke 100 lowongan dengan menggunakan pakaian yang menyingkap dan 100 lowongan lagi dengan mengenakan pakaian biasa supaya percobaannya adil.
Dr. Kertchian mendapati bahwa pelamar yang mengenakan pakaian berbelah dada rendah lebih berhasil menarik minat pemberi kerja.
Di antara 200 lowongan pekerjaan penjualan, lamaran dengan foto wanita berpakaian berbelah rendah mendapat 62 lebih banyak undangan wawancara. Di antara 200 lamaran akuntansi, ada 68 lebih banyak undangan wawancara.
"Hasil temuan mengungkapkan tren menarik karena pakaian berbelah dada rendah sangat mempengaruhi pilihan rekruter, bahkan untuk posisi akunting," kata Dr. Kertechian.
"Tanpa memandang jenis pekerjaannya, entah sebagai penjual yang berhadapan dengan pelanggan ataupun akuntan yang duduk di kantor, calon yang mengenakan pakaian berbelah rendah mendapatkan lebih banyak jawaban yang positif."
"Hasil ini agak mengejutkan dan negatif, tapi bukan tak terduga. Kita memerlukan penelitian lebih mendalam."
Di antara akademisi yang memaparkan karyanya, ada Dr. Amy Slater dengan temuan bahwa perempuan muda lebih tidak puas dengan dirinya setelah melakukan permainan ‘makeover’, bahkan hanya dalam 10 menit saja.
Para akademisi, tenaga klinis, praktisi dan pembuat kebijakan yang terlibat dalam penelitian dan perawatan pada orang dengan masalah penampilan berkumpul dalam perhelatan tersebut untuk menambah pengetahuan, ikut berdebat, berbagi gagasan, dan berjejaring dengan sesamanya yang bergelut dalam bidang tersebut.
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.