Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui ada penyanderaan di sebuah kafe di Bangladesh, KBRI di Dhaka segera turun tangan, Mereka bergerak mencari tahu apakah ada WNI yang jadi korban.
Usai pencarian informasi hingga saat ini, seluruh WNIÂ di Bangladesh dinyatakan aman.
"Hingga siaran pers ini dikeluarkan, Kedutaan Besar RI di Dhaka melaporkan bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban," ungkap Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui pernyataan tertulis yang diterima Sabtu, 2 Juli 2016.
Advertisement
"KBRI Dhaka telah memantau terus perkembangan situasi di lapangan, berkoordinasi dengan pihak otoritas berwenang setempat, masyarakat Indonesia di Dhaka, dan melakukan penelusuran untuk mencari informasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban," sambung pihak Kemlu atas nama KBRIÂ di sana.
Aksi gerak cepat KBRI, menurut Kemlu penting dilakukan. Sebab, sejauh ini tercatat ada sebanyak 520 WNI di negara Asia Selatan itu.
Walau tak ada yang jadi korban, KBRI Dhaka meminta WNI yang berada di wilayah Bangladesh untuk menjaga keamanan pribadi. Termasuk, tetap waspada dan hati-hati.
"Untuk sementara waktu menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat dijadikan target teror serta mengikuti arahan dan himbauan otoritas keamanan setempat," paparnya.
"Bagi WNI yang membutuhkan informasi dapat menghubungi KBRI Dhaka melalui Saudara Emir Faisal, Fungsi Protokol dan Konsuler ( HP:+880 1614444560 dan +880 1614444552 12)," imbau pihak Kemlu.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kemlu menyatakan mengecam penyanderaan di sebuah kafe Bangladesh.
"Indonesia mengecam atas terjadinya serangan teror dan penyederaan yang terjadi di sebuah kafe di wilayah Gulshan, Dhaka, Bangladesh, pada hari Jumat, 1 Juli 2016," ujar pihak Kemlu melalui pernyataan persnya.
Kemlu menyebut, kesedihan yang rakyat Bangladesh juga turut dirasakan Bangsa Indonesia. Hal ini karena, apa yang terjadi bertentangan dengan prinsip HAM.
"Pemerintah dan rakyat Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada para korban dan keluarga mereka dalam menghadapi situasi yang sulit ini," tutup pihak Kemlu.
Horor penyanderaan di Bangladesh itu terjadi pada Jumat 1 Juli 2016 malam sekitar pukul 21.20 waktu setempat. Lokasi kafe Holey Artisan Bakery berada di zona diplomatik.
Drama penyanderaan berlangsung hingga Sabtu 2 Juli 2016 pagi waktu setempat, sekitar 10 jam setelah penyanderaan. Polisi akhirnya memutuskan untuk menyerbu restoran untuk menyelamatkan para sandera.
Kantor berita afiliasi ISIS, Amaq melaporkan bahwa lebih dari 20 orang dari kebangsaan yang berbeda tewas. Kelompok teroris itu bahkan memosting foto orang asing yang tewas dalam serangan di kafe itu.