Liputan6.com, Madinah - Dalam kurun waktu 24 jam, 3 kota di Arab Saudi diguncang bom. Bom bunuh diri pertama terjadi di dekat konsulat AS di Jeddah pada Senin, 4 Juli 2016, dini hari. Ledakan berikutnya terjadi di Qatif dan Madinah pada hari yang sama saat petang waktu setempat.
Bom di Madinah, yang menjadi salah satu kota suci bagi umat Islam, terjadi di kawasan Masjid Nabawi menjelang salat Magrib. Akibat peristiwa tersebut, setidaknya 2 aparat keamanan meninggal dunia.
Berbagai ungkapan duka atas peristiwa tersebut turut membanjiri media sosial. Tagar #PrayForMadinah pun masuk menjadi trending topic dunia.
Advertisement
Salah satu pengguna Twitter @gringottlouis menulis, "Sangat memuakkan bagaimana pelaku menyerang masjid suci bagi musim saat bulan paling suci. #PrayForMadinah."
Sementara itu sejumlah pengguna lain mengungkapkan, bom Madinah menunjukkan bahwa teroris tak beragama.
"#PrayForMadinah. Terorisme tak memiliki agama dan tanah air," tulis @mutairy_a.
"Seorang muslim tak akan meledakkan rumahnya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa teroris tak bergama #PrayForMadinah," ujar akun @xyzaarham.
Tak hanya di Twitter, sejumlah pengguna Facebook pun turut mengekspresikan rasa dukanya terhadap tragedi di Madinah. Bahkan beberapa dari mereka mengganti foto profil yang menyertakan tagar #PrayForMadinah.
Hingga kini belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab atas ledakan yang terjadi di Madinah.