Pesawat Angkasa Luar NASA 'Juno' Berhasil Mengorbit Yupiter

Tulisan Selamat datang di Yupiter muncul di ruang kontrol Jet Propulsion Lab milik NASA dan disambut dengan sorakan tim Juno.

oleh Citra Dewi diperbarui 05 Jul 2016, 16:40 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2016, 16:40 WIB
Juno berhasil mengorbit di planet terbesar di tata surya kita, Yupiter
Juno berhasil mengorbit di planet terbesar di tata surya kita, Yupiter (NASA)

Liputan6.com, Pasadena - NASA telah menerima sinyal dari pesawat angkasa luar milikinya, Juno, yang telah berhasil mengorbit di Yupiter, planet terbesar di tata surya kita.

Tulisan "Selamat datang di Yupiter!" muncul di ruang kontrol Jet Propulsion Lab milik NASA di Pasadena, California. Tim Juno pun bersorak dan saling berpelukan.

Dikutip dari CNN, Selasa (5/7/2016), pesawat angkasa luar tersebut harus melakukan manuver yang cukup sulit untuk memperlambat lajunya agar ia dapat ditarik ke orbit Yupiter.

"Kami di sana, telah berada di orbit. Kami telah menaklukan Yupiter," ujar ketua penyelidikan Juno, Scott Bolton.

Juno diluncurkan hampir 5 tahun lalu dalam sebuah misi untuk mempelajari evolusi dan komponen penyusun Yupiter.

"Penampakan awal menunjukkan, pesawat ruang itu dalam keadaan yang baik," ujar Direktur Interplanetary Missions, Guy Beutelschies.

"Yang benar-benar saya ingin lihat ke depannya adalah, untuk mengenal Yupiter dari dekat," kata Ilmuwan Proyek Juno, Steve Levin.

Yupiter: Sang Bola Gas Raksasa

Planet terbesar di tata surya kita, Yupiter, merupakan bola gas raksasa yang memiliki ukuran 300 kali lebih besar dari Bumi. Para peneliti menduga, Yupiter merupakan planet pertama yang terbentuk dan menyimpan petunjuk tentang evolusi tata surya kita.

Sebelumnya pesawat angkasa luar lain bernama Galileo pernah mengunjungi Yupiter, namun para ilmuwan menaganggap masih banyak misteri di bola gas raksasa tersebut yang harus dipecahkan.

Misteri tersebut di antaranya: Apa yang berada di balik awan tebal Yupiter? Apakah planet tersebut memiliki inti padat? Seberapa besar kandungan air di atmosfernya?

Planet Yupiter (NASA)

Juno akan membantu menjawab pertanyaan tersebut dengan melihat Yupiter dari dekat. Pesawat angkasa luar itu akan mengorbit di kutubnya dan mencoba menghindari sabuk berbahaya Yupiter yang kaya radiasi. Untuk melindunginya dari radiasi, Juno memiliki tameng elektronik.

"Yupiter memiliki beberapa bulan yang mengelilinginya dan bergerak dengan kecepatan berbeda, berdasarkan jarak dari planet. Ia merupakan raja dari sistem tata surya kita..." tutur Bolton.

"Kita akhirnya dapat melihat video dan gambar asli, gerakan yang hanya dapat kami bayangkan hingga hari ini," imbuhnya.

Pesawat Angkasa Luar Juno

Juno merupakan pesawat angkasa luar seukuran lapangan bola basket. Rencananya ia akan mengelilingi Yupiter sebanyak 37 kali selama 20 bulan dan menyelam sejauh 4.100 kilometer di langit planet tersebut.

Tujuh instrumen sains di Juno akan mempelajari aurora di Yupiter dan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami asal planet, struktur, atmosfer, dan magnetosfernya.

Aurora di Planet Jupiter (Sumber: Mirror)

Bagian utama Juno memiliki ukuran 3,5 meter untuk tinggi dan diameternya. Namun dengan tambahan tiga panel surya, pesawat angakasa luar itu terbentang hingga 20 meter.

Yupiter terletak 716 juta kilometer dari Bumi ketika Juno diluncurkan pertama kali dari Cape Canaveral pada 5 Agustus 2011.

Namun pesawat angkasa luar tersebut hanya menempuh jarak 2.800 juta kilometer untuk mencapai bola gas raksasa sehingga ia tiba dalam waktu lebih cepat.

Misi Juno akan berakhir pada 20 Februari 2018, di mana Juno rencananya akan menabrakkan dirinya sendiri ke Yupiter.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya