Pemabuk dan Doyan Narkoba, Ini Identitas Supir 'Truk Maut'

Menurut pengakuan saudara pelaku, pria itu bukan lah seorang 'muslim', karena mengonsumsi alkohol, makan babi, dan menggunakan narkoba.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 17 Jul 2016, 17:03 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2016, 17:03 WIB
Mabuk serta Mengonsumsi Narkoba, Ini Identitas Supir 'Truk Maut'
Menurut pengakuan saudara pelaku, pria itu bukan lah seorang 'muslim', karena mengonsumsi alkohol, makan babi, dan menggunakan narkoba (Dailymail.com).

Liputan6.com, Nice - Masih banyak yang bertanya-tanya seperti apa sebenarnya sosok teroris 'truk maut' di Nice, Prancis.

Dikutip dari Daily Mail, Minggu (17/7/2016), sepupu dari pria yang diidentifikasi bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel, akhirnya angkat bicara seperti apa sebenarnya pembunuh kejam itu.

Menurut pengakuan saudara pelaku, pria 31 tahun itu bukanlah seorang 'muslim', karena mengonsumsi alkohol, makan babi, dan menggunakan narkoba.

Dia juga tidak pernah salat atau pun beribadah di masjid. Bouhlel sering memukuli istrinya dan sedang menjalani proses perceraian.

"Dia suka memukuli istrinya dan akan segera bercerai. Dia memiliki tiga anak dari pernikahan itu," kata sang sepupu Walid Hamou.

Kepolisian Prancis juga menyebutkan, Bouhlel menjadi 'langganan' polisi sejak enam bulan terakhir, terhitung dari Januari 2016, akibat tindakan kriminal yang dilakukannya.

Akibat tingkah liarnya tersebut, teroris itu sering dipecat dari pekerjaannya. Seperti saat dia mabuk saat sedang menyetir dan menabrak empat mobil, serta membuat keributan di sebuah bar.

"Dia bukan seorang muslim. Dia memukuli istrinya, preman gadungan," kata Walid.

"Dulu aku tinggal di apartemen yang sama dengan sepupuku dan istrinya. Dua tahun yang lalu mereka berpisah dan sekarang mantan istrinya bersama polisi untuk dimintai keterangan," ujar dia. 

Menurut pengakuan saudara pelaku, pria itu bukan lah seorang 'muslim', karena mengonsumsi alkohol, makan babi, dan menggunakan narkoba (Dailymail.com).

Seorang tetangga yang pernah tinggal bersama sopir truk maut itu, Wissam, mengatakan, Bouhlel sering mabuk-mabukkan dan berkelahi. 

"Pada Kamis malam mereka mabuk dan bertengkar. Temannya mengatakan dia tidak berguna dan tak berarti. lalu dia menjawab, suatu saat mereka akan mendengar tentangnya," kata Wissam. 

"Dia selalu melihatku dengan sinis. Dia sering menatap kami dan kami mengabaikannya," kata seorang tetangga lainnya bernama Hannan, tinggal di lantai bawah apartemennya.

Sementara itu, tetangga lainnya menyebut Bouhlel sebagai seorang yang tidak ramah dan tidak mau bertatap mata ataupun bertegur sapa.

Menurut pengakuan saudara pelaku, pria itu bukan lah seorang 'muslim', karena mengonsumsi alkohol, makan babi, dan menggunakan narkoba (Dailymail.com).

Ketika peristiwa nahas itu terjadi, kawasan Promenade des Anglais tengah dipadati pengunjung menyusul libur nasional Bastille Day -- penyerangan penjara Bastille di Paris yang terjadi selama Revolusi Prancis pada 1789.

Peristiwa teror truk maut kini tengah ditangani penyidik antiterorisme. Dan fakta bahwa pelaku penyerangan bukan pemain baru merupakan 'pelajaran' bagi negara itu, dalam mengantisipasi serangan teror, mengingat hampir selama dua tahun terakhir Prancis diguncang rangkaian tragedi berdarah.

Prancis saat ini masih dalam status kondisi darurat, menyusul serangan yang terjadi pada November lalu di dekat stadion, tempat konser Bataclan, dan restoran. Sekitar 130 orang tewas dan sejumlah lainnya terluka.

Kini setelah teror truk maut Prancis terjadi, masa darurat negara itu diperpanjang hingga tiga bulan ke depan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya