Targetkan Remaja, Penembakan Munich Balas Dendam Korban Bullying?

Sejauh ini, pelaku penembakan Munich diduga kuat tak punya motif politik dan serangannya tak terkait agama tertentu.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 23 Jul 2016, 22:27 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2016, 22:27 WIB
20160723-Pasca-Penembakan-Munich-Jerman-Reuters
Polisi pasukan khusus berjaga di pintu masuk stasiun kereta api utama, menyusul penembakan di pusat perbelanjaan Olympia di Munich, Jerman (22/7). Penembakan tersebut menewaskan sekitar 10 orang,termasuk pelaku. (REUTERS / Michael Dalder)

Liputan6.com, Munich - Apa motif di balik pelaku penembakan di Munich, Jerman masih misterius. Pemuda 18 tahun itu tak lagi bisa dimintai keterangan, ia ditemukan tewas akibat peluru yang terlepas dari senapannya sendiri.

Kepolisian Jerman mengungkapkan, berdasarkan temuan sementara, pelaku bertindak sendirian dalam insiden yang menewaskan 9 orang tersebut. Sebanyak 27 orang juga menjadi korban dalam serangan tersebut, 10 di antaranya mengalami luka berat.

Sejauh ini, pelaku diduga kuat tak punya motif politik dan serangannya tak terkait agama tertentu. Juga belum ditemukan kemungkinan keterkaitan dengan ISIS atau organisasi teroris lainnya.

Para penyelidik yang menggeledah apartemen pelaku menemukan sejumlah dokumen terkait pembunuhan yang dilatarbelakangi amarah, termasuk sebuah buku berjudul 'Rampage in My Mind -- Why Students Kill', demikian diungkap Kepala Bavarian State Criminal Police Office, Robert Heimberger, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (23/7/2016).

Polisi juga sedang menyelidiki fakta bahwa serangan di Munich dilakukan bertepatan dengan aksi penembakan yang dilakukan Anders Behring Breivik pada 22 Juli 2011 -- hari yang sama 5 tahun lalu.

Anders Behring Breivik, dengan brutal mengarahkan senapan mesin ke para peserta kamp pemuda Partai Buruh di Pulau Utoya, Norwegia. Sebanyak 69 di antaranya tewas.

Kepala Kepolisian Munich, Hubertus Andrae mengatakan, kedua serangan menargetkan pemuda.

Mayoritas korban pembunuhan di ibukota Bavaria tersebut adalah remaja -- tiga remaja berusia 14 tahun, dua orang berusia 15 orang, dan lainnya berusia 17 dan 19 tahun. Juga ada pemuda berusia 20 tahun dan pria 45 tahun yang tewas dalam insiden tersebut.

Saksi mata yang berada di restoran McDonald's pada saat kejadian mengatakan, putranya berada di kamar mandi bersama pelaku. "Di sanalah ia mengisi senjatanya dengan amunisi," kata Lauretta.

Perempuan itu melihat, korban jiwa kebanyakan kaum muda. "Saya mendengar suara alarm dan dor, dor, dor...dan ia membunuh anak-anak itu. Anak-anak itu sedang duduk dan makan, mereka tak bisa lari."

Tak ada catatan bunuh diri yang ditinggalkan pelaku di rumahnya. Sementara, orangtuanya dalam kondisi shock berat dan belum bisa dimintai bantuan dalam penyelidikan.

Jebakan

Pelaku penembakan memuntahkan senjata di restoran McDonald's yang terletak di luar mal Olympia 22 Juli 2016, Jumat malam.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere mengatakan, pelaku diduga meretas akun Facebook seorang wanita untuk memosting penawaran diskon khusus, untuk menjebak orang-orang mendatangi tempat makan tersebut.

Para penyelidik masih mencari tahu kebenaran informasi tersebut.

Pelaku menggunakan pistol Glock 17 kaliber 9 mm yang diduga didapatkan secara ilegal -- sebab, ada goresan yang menghapus nomor serinya. Di tas punggung pelaku ditemukan 300 peluru.

Polisi belum mengumumkan identitas pelaku. Namun, aparat memastikan, dia memiliki dua kewarganegaraan, Jerman dan Iran -- yang dilahirkan dan tumbuh besar di Munich.

Pelaku juga pernah menerima perawatan  medis untuk masalah kesehatan mental, demikian menurut salah satu petugas kepolisian.

Pada 2012, ia juga diketahui menjadi korban 'cedera berdarah' dalam sebuah insiden yang melibatkan pemuda lainnya.

Mendagri, Thomas de Maiziere juga mengatakan, ada indikasi pelaku penembakan di-bully oleh teman-temannya.

Sebelumnya, dalam adu mulut dengan salah satu saksi, pelaku penembakan Munich sempat melontarkan soal bullying.

"Karena (orang-orang seperti) kamu aku di-bully selama 7 tahun," kata si penembak menanggapi teriakan saksi.

"...dan sekarang aku harus membeli senjata untuk menembakmu," tambah dia. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya