Liputan6.com, Moskow - Pengadilan di Rusia telah menghapus kartun Donald Bebek dari daftar terlarang di negara itu. Keputusan ini muncul setelah film tersebut dinilai tidak mengandung nilai-nilai radikal, melainkan hanya sebuah tayangan anti-Nazi.
Pada 2012 lalu, seorang warga di Kamchatka, di timur Siberia, mengunduh kartun Donald Bebek dengan judul 'Der Fuehrer's Face' ke dunia maya. Oleh pengadilan di wilayah Petropavlovsk Kamchattsky, ia pun diberi hukuman percobaan atas tuduhan 'menghasut kebencian rasial'.
Seperti dilansir Daily Mail, Minggu (30/7/2016), jaksa menyadari kekeliruan itu dan mendesak hakim meralat keputusannya. Mereka mengatakan bahwa film tersebut menggambarkan Nazisme dalam bentuk karikatur sehingga tidak mengandung nilai radikal.
Kartun Donald Duck dengan judul 'Der Fuehrer's Face' pertama kali muncul pada 1943. Film berdurasi delapan menit itu menampilkan sang bebek yang tengah mengalami mimpi buruk, di mana ia bekerja di sebuah pabrik artileri di 'Nutzi Land' --Â Nazi Jerman.
Si bebek digambarkan harus bekerja dalam waktu yang sangat panjang, namun dengan jumlah makanan yang sangat sedikit. Ia juga harus memuja Adolf Hitler dengan mengatakan 'Hail Hitler' setiap kali melihat wajah sang diktator.
Gambar Hitler pun muncul di mana-mana dalam film tersebut. Sebut saja ketika Donald sedang menutup amunisi, tiba-tiba muncul foto sang Fuhrer sehingga ia pun harus bekerja sembari mengatakan 'Hail Hitler'.
Ada juga adegan di mana terdapat foto Hitler terbalik, Donald harus memujanya pula dalam keadaan terbalik dan berkata 'Hail Hitler'.
Foto Fuhrer pun terus muncul dan sangat banyak, bahkan di amunisi yang sangat kecil sampai yang sangat besar. Tentu saja hal ini membuat Donald menderita.
Akhirnya Donald terbangun dan ternyata itu hanyalah mimpi buruk. Kartun tersebut seolah menjadi peringatan betapa hidup begitu penuh aturan dan 'menghebohkan' di bawah kepemimpinan Hitler.
Di akhir cerita, Donald melihat bayangan dan berkata Hail Hit... namun ternyata itu adalah Patung Liberty --simbol kebebasan AS. Donald pun bersyukur mengetahui fakta bahwa ia adalah warga Amerika Serikat.
Larangan terhadap kartun Donald Duck berlaku sejak 2002, atau tepatnya dua tahun setelah Vladimir Putin terpilih untuk pertama kalinya menduduki Kremlin sebagai Presiden.
Semasa Perang Dunia II, Donald Duck digunakan sebagai propaganda dalam bentuk film, terutama episode 'Der Fuehrer's Face'. Film karya sutradara Jack Kinney ini berhasil memenangkan Academy Award untuk kategori film animasi pendek terbaik pada 1943.
Bersama kartun sang bebek, ada 3.700 item lainnya yang juga akan dihapus dari daftar terlarang di Rusia.