31-7-1992: 113 Nyawa Terenggut Saat Thai Airways Tabrak Gunung

Pesawat Thai Airways ditemukan di lembah Palung, Kathmandu Selatan. Dalam kondisi hancur.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 31 Jul 2016, 06:07 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2016, 06:07 WIB
Thai Airways. (Wikimedia)
Thai Airways. (Wikimedia)

Liputan6.com, Jakarta Hari itu, pada tanggal 31 Juli 1992, kecelakaan pesawat terjadi di gunung Kathmandu, Nepal.

Kapal terbang maskapai Thai Airways International dengan nomor penerbangan 311 menabrak lereng gunung. Akibatnya, seluruh penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 113 orang tewas.

Dari total penumpang tersebut, 11 penumpang di antaranya berasal dari Amerika Serikat, 17 lainnya dari Jepang, 23 orang dari Nepal dan 14 orang dari Eropa. Penumpang lainnya diketahui berasal dari Israel, Australia, New Zealand, Canada and Finland.

Seperti dimuat Seattle Times, pesawat terbang dari Bandara Internasional Don Mueang Bangkok menuju Bandara Internasional Kathmandu, Nepal. Awalnya, pesawat terbang dengan lancar dan pilot terus berkomunikasi, dengan pihak pengawas lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) dengan baik.

Namun tak lama kemudian, sang pilot mengontak pihak pengawas lalu lintas udara untuk pendaratan darurat karena ada gangguan teknis pada pesawat. Dalam suatu yang genting, kapten pilot terus menanyakan jalur alternatif yang bisa dilalui, tapi pada akhirnya pesawat hilang kontak.

Petugas ATC kemudian langsung melaporkan otoritas terkait atas hilangnya kontak pesawat jenis Airbus A310-304 tersebut. Tim pencari dari Pemerintah Nepal langsung terjun ke sekitar lokasi terakhir pesawat. Sementara pihak keluarga dari Nepal menunggu di Bandara Kathmandu.

Pada akhirnya pesawat ditemukan di lembah Palung, Kathmandu Selatan. Dalam kondisi hancur. pesawat ditemukan di lembah Palung, Kathmandu Selatan.

"Tim kami menemukan puingnya di jarak 50 mil dari Katmandu Selatan, di pedalaman dengan waktu tempuh sekitar tiga jam perjalanan dari jalan raya," ungkap pihak maskapai penerbangan.

Pihak Thai Airways kemudian menyampaikan konferensi pers. Mengumumkan bahwa pihak ATC memberikan izin ke pilot pesawat untuk mendarat, ketika pesawat tersebut berada di ketinggian 11.000 kaki. Pesawat kemudian diketahui menaikkan ketinggian menjadi 11.500 kaki, namun kemudian hilang kontak.

Berdasarkan hasil penyelidikan, kecelakaan pesawat ini disebabkan oleh kegagalan teknis, kurangnya peralatan radar yang membuat pesawat menabrak lereng gunung.

Kecelakaan ini merupakan kali pertama terjadi, menimpa sejak Thai Airways domestik dan internasional bergabung. Sebelumnya kecelakaan pesawat maskapai Thailand yang berdiri sejak November 1987 itu celaka pada 31 Agustus 1987, di mana Boeing 737 itu jatuh ke laut dekat Pulau Phuket, menewaskan 83 orang.

Sejarah lain mencatat pada tanggal 31 Juli 1963, Persetujuan Manila disepakati dan ditandatangani oleh tiga pihak, yakni Federasi Malaya, Republik Filipina, dan Republik Indonesia. Persetujuan Manila ini terkait pemilu di Sabah (Borneo Utara) dan Sarawak melalui sebuah pemilu bebas dan tidak ada paksaan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya