Atlet Olahraga Air Olimpiade Diminta Menutup Mulut Saat Berlomba

Air di Rio de Jeneiro dikhawatirkan masih menyimpan bakter patogen yang mampu menyebabkan sakit.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 31 Jul 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2016, 15:00 WIB
Atlet Olahraga Air Olimpiade Diminta Menutup Mulut Selama Tanding
Atlet Olahraga Air Olimpiade Diminta Menutup Mulut Selama Tanding (Reuters)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Para atlet olahraga air yang berlaga di kompetisi Olimpiade 2016 di Rio de Jeneiro Brasil, telah diwanti-wanti oleh dokter, insinyur, dan ahli sains untuk menutup mulut mereka selama berlomba.

Para peneliti mengatakan banyak pantai di Rio de Jeneiro telah lama terkontaminasi sampah, limbah, bahkan jenasah manusia. Akibatnya tercipta racun di kandungan air di kota itu. Hal itu mengancam 500.000 orang yang akan datang ke kota itu pada Agustus nanti.

"Para atlet asing itu secara harafiah akan berenang di tengah-tengah sampah manusia. Mereka berisiko mengalami sakit akibat mikroorganisme yang tercipta di air kotor," kata dokter anak dari Rio, Daniel Backer seperti dilansir dari Independent, Minggu (31/7/2016).

"Itu menyedihkan, sekaligus mengkhawatirkan," kata Becker.

Pemerintah Brasil awalnya telah berjanji memusnahkan bakteri patogen yang Teluk Guanbara dari di tahun 2014. Namun, usaha itu gagal.

Stelberto Soares, seorang insinyur kota yang telah bekerja pada isu-isu sanitasi Rio selama puluhan tahun, mengatakan upaya pemerintah untuk membersihkan air yang dangkal sudah yang terbaik.

"Mereka bisa mencoba untuk memblokir barang besar seperti sofa dan mayat, tapi sungai ini lumpur murni," katanya, "sehingga bakteri dan virus akan hanya melewati."

Namun, bagi para atlet, mereka diminta sebaliknya.

"Kami hanya harus terus menutup mulut selama bertanding," Afrodite Zegers tim berlayar Belanda - salah satu dari 10.000 atlet dari 205 negara bersaing di Brasil.

Para ilmuwan dan peneliti menemukan beragam virus penyebab penyakit dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit seperti diare, muntah, dan kematian pada mereka yang sistem kekebalan tubuhnya buruk.

Kendati demikian Komite Olimpiade Internasional menyatakan perairan tempat atlet akan bersaing memenuhi standar keselamatan Organisasi Kesehatan Dunia.

Olimpiade kali ini akan berlangsung di tengah waktu yang penuh gejolak bagi negara di Amerika Selatan. Negara di mana virus Zika menjadi krisis kesehatan global, kejahatan yang lebih tinggi, serangan polisi besar-besaran, dan proses pemecatan untuk mantan presiden Dilma Rousseff.

Meskipun krisis politik di negara itu merebak, pendukung kesehatan masyarakat merasa Olimpiade telah membantu membawa isu-isu sanitasi menjadi perhatian masyarakat internasional.

"Wabah terbesar kami, masalah lingkungan terbesar kami, adalah sanitasi dasar," kata pejabat lingkungan Rio de Janeiro Andrea Correa mengatakan. "Olimpiade telah membangunkan orang dari masalah."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya