Efek Mengejutkan Tantangan Ayah Tentara Muslim AS ke Donald Trump

Mengkritik Donald Trump, Khizr Khan mengacungkan buku saku Konstitusi AS. Benda itu dijual di Amazon hanya Rp 13 ribu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 02 Agu 2016, 07:30 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2016, 07:30 WIB
'Buku' yang Wajib Dibaca Donald Trump Jadi Best Seller
'Buku' yang Wajib Dibaca Donald Trump Jadi Best Seller (Independent)

Liputan6.com, Florida - Saat ayah almarhum tentara Amerika Serikat berpidato di panggung Konvensi Nasional Partai Demokrat, ia bertanya apakah Donald Trump pernah membaca Konstitusi AS.

Kala itu, Khizr Khan -- namanya --menarik sebuah buku kecil itu dari sakunya dan mengacung-acungkan meminta Donald Trump untuk membacanya lagi.

Buku itu adalah Konstitusi AS. Dijual di Amazon.com hanya US$ 1, atau Rp 13 ribu. Setelah 'dipamerkan' oleh Khan, sontak menjadi 10 buku paling laris dalam sepekan.

Edisi saku berisi 52 halaman tersebut di dalamnya termasuk Declaration of Indepedence. Buku itu dicetak oleh National Centre for Constitutional Studies berdasarkan teks aslinya.

"Donald Trump, Anda meminta warga Amerika Serikat untuk mempercayai Anda di masa depan?" tanya Khan saat pidato pada Kamis 28 Juli 2016 lalu seperti dilansir dari Independent, Selasa (2/8/2016).

"Boleh saya bertanya pada Anda, pernahkah Anda membaca Konstitusi AS? Saya akan senang meminjamkan buku saya untuk Anda. Dalam dokumen ini, perhatikan kata demi kata, baca kalimat demi kalimat. Di situ ada kebebasan dan persamaan perlindungan di hadapan hukum," ujar Khan saat itu.

Donald Trump --seperti biasa-- menanggapi pernyataan itu dengan temperamental.

"Saya secara kasar diserang oleh Tuan Khan di Konvensi Demokrat. Saya tak diperbolehkan merespons? Hillary yang menyetujui Perang Irak, bukan saya!" tulis Trump dalam Twitternya pada 31 Juli 2016.

Khan adalah ayah dari Humayun Khan, tentara muslim AS yang gugur akibat bom mobil selama Perang Irak 2004. Secara anumerta ia dianugerahi bintang perunggu dan purple heart.

Dalam wawancara dengan CNN, Khan mengatakan, Trump memiliki jiwa yang 'gelap' -- terutama saat mewacanakan pelarangan muslim masuk AS dan pembangunan dinding pembatas di Meksiko.

Trump kembali menyerang pasangan itu, dengan mengatakan bahwa ia telah berkorban banyak dan mempertanyakan mengapa Ghazala Khan, hanya berdiri saja di samping suaminya.

"Saya ingin mendengar istrinya ngomong sesuatu," ujar Trump. "Mungkin, ia tak diperbolehkan untuk berbicara satu kata pun."

Atas tudingan itu, Ghazala menulis sebuah opini yang dimuat di Washington Post.

Ghazala menulis, meski ia tak berkata satu patah pun, "Seluruh dunia, seluruh Amerika Serikat merasakan kesedihanku..."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya