Liputan6.com, Jakarta - Kurang lebih sekitar 126 tahun lalu atau tepatnya 6 Agustus 1890, eksekusi mati menggunakan kursi listrik pertama dalam sejarah dunia dilakukan di penjara Auburn di New York, Amerika Serikat (AS). Hukuman itu dijatuhkan terhadap William Kemmler atas perbuatannya membunuh sang kekasih, Matilda Ziegler, dengan menggunakan kapak.
Listrik sebagai sarana mengeksekusi manusia pertama kali diusulkan pada 1881 oleh seorang dokter gigi, Albert Southwick. Sebelumnya, ia pernah menyaksikan pemabuk tua tewas 'tanpa rasa sakit' setelah menyentuh terminal sebuah generator di Buffalo, New York.
Pada umumnya, eksekusi mati pada zaman itu adalah dengan digantung kurang lebih selama 30 menit. Sampai akhirnya sang terhukum tewas akibat jalur napasnya tercekik.
Advertisement
Baru pada 1889, UU Eksekusi Listrik disahkan di New York -- yang pertama di dunia ketika itu-- dan Edwin R. Davis diminta untuk merancang sebuah kursi listrik.
Dilengkapi dua elektroda yang terdiri dari disk logam yang disatukan dengan karet dan ditutup dengan spons basah, kursi yang diciptakan Davis sangat mirip perangkat modern. Elektroda nantinya akan dipasangkan di kepala dan punggung.
Dan Kemmler adalah orang pertama yang 'merasakan' setrum dari kursi listrik itu. Setelah diikat, ia didudukkan di kursi listrik dengan tegangan 700 volt selama 17 detik, sebelum akhirnya eksekusi itu berujung kegagalan.
Meski saksi melaporkan mencium bau pakaian terbakar dan daging yang hangus, namun faktanya Kemmler masih bernyawa. Tegangan listrik pun dinaikkan menjadi 1.030 volt dan dalam hitungan dua menit, asap pun keluar dari kepala pria itu hingga ia dinyatakan benar-benar telah meninggal dunia.
Hasil otopsi menunjukkan bahwa elektroda yang melekat di punggung Kemmler telah membakar tulang belakangnya.
Mengetahui upaya kedua berhasil, Southwick bertepuk tangan dan berseru, "Sejak hari ini kita hidup pada peradaban yang lebih tinggi," ujarnya seperti dikutip dari History.
Peristiwa lainnya yang juga terjadi pada 6 Agustus tepatnya tahun 1960, adalah pemerintahan Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro saat itu ia secara resmi menasionalisasikan semua properti milik asing, khususnya milik AS.
Tindakan ini sebagai jawaban atas agresi ekonomi yang dilancarkan Negeri Paman Sam terhadap Kuba pasca-revolusi yang terjadi pada 1 Januari 1959, yang ditandai dengan pelarian diktator Fulgencio Batista ke Republik Dominika.
Dan pada 6 Agustus 1962, Jamaika mendeklarasikan kemerdekaannya dari Britania Raya setelah Parlemen Inggris meloloskan UU Kemerdekaan negara itu. Tepat pada hari itu, Union Jack --bendera Inggris-- diturunkan di seluruh negeri dan digantikan dengan bendera Jamaika.