Liputan6.com, Washington DC - ISIS tak lagi 'sedigdaya' sebelumnya. Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, organisasi teroris tersebut kehilangan banyak wilayah cengkeramannya, terutama di Irak dan Suriah.
"Pada kenyataannya, mereka cenderung dikalahkan," kata Obama, memprediksi bahwa ISIS akan kehilangan Raqqa, kota yang diproklamasikan sepihak sebagai ibu kota 'negaranya', menyusul Mosul yang diserang dari berbagai arah oleh pasukan koalisi internasional.
Baca Juga
Obama menambahkan, pendudukan ofensif ISIS terhadap wilayah Irak dan Suriah jauh dari berhasil.
Advertisement
"ISIS tak bisa mengalahkan AS atau partner kita di NATO," kata dia.
Namun, kata dia, ISIS tetap punya kemampuan untuk menebar teror, khususnya di luar wilayahnya.
"Ancaman aktor tunggal atau sel kecil membunuh orang adalah nyata," kata Obama, di depan sejumlah jurnalis di Pentagon, seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/8/2016).
Ia menambahkan, jaringan ISIS di AS kemungkinan telah diaktifkan.
Itu mengapa, suami Michelle Obama itu mengingatkan, AS justru bisa membuat dirinya kalah jika pemimpinnya membuat 'keputusan salah' -- seperti mendiskriminasikan warga sipil yang menjadi korban pembunuhan atau mengeluarkan gagasan dilakukannya tes keyakinan bagi mereka yang akan masuk ke wilayah Negeri Paman Sam.
"Cara seperti itu justru akan memukul balik kita. Untuk memenangkan pertarungan yang sesungguhnya kita tak bisa menyederhanakan hal ini sebagai benturan peradaban antara Barat dan Islam," kata Obama.
AS baru-baru ini membuat langkah maju melawan ISIS, dengan cara menjatuhkan bom di salah satu markas organisasi penyebar teror itu di Libya -- atas permintaan pemerintah setempat yang didukung PBB.
Belakangan kekuatan Barat kian mengkhawatirkan perkembangan ISIS di Libya pasca-runtuhnya kekuasaan diktator Moammar Khadafi.