Liputan6.com, Tokyo - Lama menghilang dari muka publik, Kaisar Jepang, Akihito, tiba-tiba saja memutuskan tampil berpidato di televisi nasional. Ia menjelaskan kondisi kesehatannya yang sejak lama menjadi perbincangan hangat di Negeri Matahari Terbit itu.
"Saya telah berusia 82 tahun dan bersyukur saat ini dalam kondisi sehat. Bagaimana pun, kesehatan saya menurun secara bertahap, saya khawatir akan sulit bagi saya untuk melaksanakan tugas sebagai lambang negara seperti apa yang sebelumnya telah saya lakukan," ujar Kaisar Akihito seperti dilansir CNN, Senin (8/8/2016).
Sementara itu dari foto-foto yang beredar, warga Jepang yang tengah beraktivitas di tempat-tempat umum seperti jalan raya tampak berhenti untuk menyimak pidato sang kaisar melalui layar televisi raksasa.
Advertisement
Kaisar Akihito melanjutkan, ia dapat menunjuk penggantinya yang kemungkinan besar adalah Putra Mahkota Naruhito untuk menjalankan tugas-tugasnya jika ia sakit parah atau tak berdaya.
Konstitusi pasca-perang Jepang menyebutkan, kaisar harus menunaikan tugasnya hingga maut menjemput. Dan menurut konstitusi pula, jika ia dalam kondisi tak berdaya, maka penggantinya dapat bertindak sebagai walinya.
Direktur Studi Asia di Temple University, Jeff Kingston, meyakini pidato Akihito menyiratkan bahwa anggota parlemen Jepang telah membuat perubahan dalam hukum Rumah Tangga Kekaisaran yang memungkinkan dia untuk turun takhta. Namun menurut Jeff, parlemen kemungkinan enggan untuk mempertimbangkan perubahan tersebut.
Jeff mencatat bahwa pidato Akihito itu sangat menarik karena ia menyinggung kesedihan yang dialami rakyatnya, mengingat ia tak lagi bisa memenuhi tugasnya sebagai simbol negara.
"Itu adalah pernyataan yang kuat, tulus, dari dalam hati yang meminta pengertian, dukungan. Dan kaisar mendapat 85 persen dukungan," ucapnya.
Tak lama setelah Akihito berpidato, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menegaskan ia "akan memikirkan secara serius tentang apa yang bisa dilakukannya" untuk meringankan beban kaisar.
Kemunculan Akihito adalah sebuah peristiwa langka mengingat ini merupakan penampilan ketiga kalinya seorang kaisar Jepang untuk berbicara di depan publik pada era televisi dan radio.
Untuk pertama kalinya kaisar Jepang yang tampil berpidato adalah Hirohito. Kala itu ia mengumumkan melalui radio bahwa Jepang kalah dalam Perang Dunia II.
Dan yang kedua adalah kemunculan Akihito pada 2011. Saat itu ia berpidato di televisi sesudah bencana nuklir Fukushima.
Putra Mahkota Mulai Ambil Alih Tugas Kaisar
Kabar terkait Akihito yang akan turun takhta telah merebak sejak bulan lalu. Namun, tak lama hal itu dibantah oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran.
Dalam pidatonya pun, Akihito tidak secara eksplisit menyebut akan mundur. Meski demikian, ia dinilai secara tidak langsung menyodorkan pertimbangan agar proses suksesinya berjalan mulus.
Sebagai putra mahkota, Naruhito dilaporkan telah mengambil alih sejumlah tugas sang ayah. Pada Mei lalu, IHA melaporkan Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko telah mengurangi kemunculan mereka di hadapan publik karena faktor usia.
Kaisar dan permaisuri selama ini memiliki jadwal, yakni lebih dari 250 pertemuan dan 75 perjalanan, baik dalam maupun luar negeri dalam satu tahun. Saat ini sekitar 100 pertemuan akan diambil alih oleh Putra Mahkota Naruhito.
Jepang memiliki sejarah di mana seorang kaisar melepas jabatannya, yakni Kokaku yang mundur pada 1817--sekitar 200 tahun silam. Meski demikian, peristiwa seperti itu tak pernah terjadi di era Jepang modern.
Kaisar Jepang memegang peran penting. Mereka dihormati sebagai keturunan dewa, sementara di sisi lain keluarga kerajaan adalah simbol stabilitas dan keberlanjutan Jepang.