Bayi Berkepala Dua Lahir di Zona Perang Suriah

Berita kelahiran bayi berkepala dua di kota Douma, Suriah baru tersiar. Beruntung keduanya dalam kondisi sehat, sampai bantuan datang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 14 Agu 2016, 07:01 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2016, 07:01 WIB
Bayi berkepala dua yang lahir di zona perang Suriah. (Syrian Arab Red Crescent)
Bayi berkepala dua yang lahir di zona perang Suriah. (Syrian Arab Red Crescent)

Liputan6.com, Douma - Di zona perang Suriah, Douma, lahirlah si kecil, bayi berkepala dua. Tepat pada Juli lalu, seorang ibu melahirkan kembar siam itu, di daerah pertempuran paling sengit.

Namun berita kelahiran buah hatinya di kota Douma baru tersiar belakangan. Beruntung bayi berkepala dua itu dalam kondisi sehat, sampai bantuan datang untuk menolong mereka.

Si kembar Nawras dan Moaz yang menempel di bagian dada, kini telah aman ditransfer dengan ambulans ke rumah sakit anak-anak di dekat Damaskus. Dokter Suriah telah meminta bantuan dari Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan si kembar akan meninggal jika mereka tak menjalani operasi pemisahan.

Si kembar bepergian dengan ibu dan bibi mereka, kesehatan kedua bayi itu amat baik.

Foto evakuasi bayi berkepala dua yang beredar di Facebook Red Crescent atau Palang Merah Suriah lantas menuai pujian. Doa pun dihaturkan kepada para dokter dan tim serta bayi.

"Tuhan memberkati Anda dan melindungi Anda," komentar salah satunya seperti dikutip dari BBC, Minggu (14/8/2016).

Douma berada di utara Damaskus dan dilanda pertempuran berat yang berkepanjangan, sehingga sulit bagi bantuan kemanusiaan untuk mencapai lokasi tersebut.

Palang Merah cabang Suriah (salah satu dari 82 cabang di seluruh negeri) terus bekerja di daerah konflik tersebut, selama 18 bulan terakhir untuk menyalurkan pasokan bagi orang yang membutuhkan di sana.

Mereka juga menyediakan layanan ambulans, pertolongan pertama, dukungan sosial dan bahkan makanan bagi penduduk di daerah konflik tersebut.

Mereka lantas berbagi gambar-gambar di akun Twitter dan Facebook mereka, untuk meningkatkan kesadaran atas perang yang sedang berlangsung di Suriah. Selain itu juga untuk menjadi daya tarik mereka untuk mengumpulkan dana guna melanjutkan pekerjaan mereka di sana.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya