Bulan Merah Darah Pertanda Nibiru 'Pemicu Kiamat' Dekati Bumi?

Para penganut teori konspirasi mengklaim terdapat kemunculan blood moon yang tak terduga, yakni pada 19 Agustus. Pertanda kiamat Nibiru?

oleh Citra Dewi diperbarui 23 Agu 2016, 19:01 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2016, 19:01 WIB
Pencetus teori konspirasi menyebut cahaya di samping "blood moon" adalah Nibiru
Pencetus teori konspirasi menyebut cahaya di samping "blood moon" adalah Nibiru (Express.co.uk)

Liputan6.com, Pennsylvania - Sebuah kabar burung tentang terjadinya kiamat kembali tersebar. Kali ini isu tersebut diklaim disebabkan karena Planet X atau biasa disebut Nibiru konon kian mendekati Bumi.

Nibiru merupakan planet yang memiliki orbit besar, sehingga pencetus teori konspirasi mengklaim bahwa suatu hari planet itu akan melintasi Bumi sangat dekat, sehingga gravitasinya dapat memicu gempa bumi dan serentetan bencana lain.

Saat ini para pencetus teori konspirasi mengaitkan Nibiru dengan peristiwa "blood moon"--bulan berwarna merah darah.

Sebuah saluran situs berbagi video mengklaim bahwa penampakan Nibiru yang berada di samping blood moon telah tertangkap kamera untuk pertama kalinya di Pennsylvania, Amerika Serikat.

Dikutip dari Express, Selasa (23/8/2016), video itu juga mengklaim bahwa Nibiru lah yang menyebabkan Bulan berubah menjadi merah.

Dalam video itu narator berkata, "Kami di sini untuk membahas blood moon yang telah kami lihat pada Juni, Juli, dan sekarang Agustus. Seharusnya hanya ada dua blood moon pada tahun ini, pada 23 Maret dan 16 September."

Blood moon (Credit: : Sky & Telescope)

Saluran tersebut juga mengklaim terdapat kemunculan blood moon yang tak terduga, yakni pada 19 Agustus.

"Hal ini seharusnya menjadi peristiwa langka, namun pada 2016 kita telah memiliki dua (blood moon) yang salah satunya seharusnya tak muncul hingga pertengahan September,"

"(Video) ini akan menunjukkan bagaimana Bulan dapat berubah menjadi merah darah...ini terjadi karena planet Nibiru ada di sebelahnya dan merefleksikan bayangan merah darahnya pada rembulan,"

Sebenarnya gambar serupa, di mana tampak sebuah titik di samping Bulan, sudah pernah diabadikan sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena flare atau suar lensa yang menyebabkan Bulan memiliki refleksi pada gambar.

Namun, narator video itu mengklaim bahwa gambar tersebut berbeda.

"Sekarang aku tahu bahwa sebagian besar dari kalian akan mengatakan itu disebabkan karena suar lensa...Ini adalah obyek yang tak dapat bergerak di samping Bulan, dan tak ada keraguan tentang hal itu,"

Blood moon 15 April 2014  (SPACE.com/Credit: Tyler S. Leavitt)

Pencetus teori konspirasi itu melanjutkan spekulasinya bahwa pemerintah dunia telah mengetahui akan kedatangan Nibiru, namun mereka menolak memberitahunya.

"Aku percaya bahwa sekarang adalah waktunya untuk mengungkapnya secara penuh, namun kita tak akan melihat hal tersebut karena pemerintah kita menyembunyikan peristiwa besar ini,"

"Ini adalah bulan berwarna merah darah ketiga dalam 90 hari terakhir di langit kita,"

"Aku rasa ini waktu kita untuk bersiap-siap....jika kita melihat blood moon lain, maka aku harus mengatakan Nibiru datang mendekati kita, dan sekarang adalah waktu untuk mulai mempersiapkan,"

"Aku tak tahu berapa banyak waktu yang kita miliki," ucap narator.

Fakta Ilmiah Blood Moon dan Nibiru

Fakta di Balik 'Bulan Berdarah'

Tak hanya kali ini saja kemunculan blood moon memicu adanya isu berakhirnya kehidupan di dunia. Sejak zaman dahulu, kemunculannya selalu dikaitkan dengan peristiwa kiamat.

"Bagi manusia di masa lalu, gerhana bulan dianggap pertanda, kehidupan mungkin segera berakhir. Kiamat. Sebab, Bulan berubah menjadi merah, semerah darah. Manusia di masa lalu khawatir, cahaya Bulan yang menyinari malam mungkin akan menghilang untuk selamanya," kata Mitzi Adams, astronom Marshall Space Flight Center Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Huntsville, Alabama seperti dikutip dari SPACE.com.

Blood moon (NASA)

Lalu, sebenarnya apa penyebab munculnya bulan berwarna merah darah?

Bulan berwarna merah darah biasanya terjadi saat gerhana, di mana Matahari, Bumi, dan Bulan berada di satu garis lurus.

Pada saat itu bulan dapat berwarna merah karena mendapat pantulan sinar Matahari yang dibiaskan atmosfer Bumi. Jika tak terjadi gerhana, biasanya bulan mendapat sinar langsung dari Matahari.

Mengenal Nibiru atau si Planet X

Astronom Percival Lowell adalah yang kali pertama memulai pencarian Planet X pada tahun 1900-an.

Dia mendirikan Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, untuk memburu keberadaannya. Lowell bahkan membuat sebuah definisi tentang planet setelah Neptunus.

Perhitungannya membantu para astronom menemukan Pluto pada 1930 meski pendapatnya soal Planet X ditentang para ilmuwan.

Beberapa bulan lalu, peneliti dari California Institute of Technology (Caltech) mengklaim menemukan eksistensi  'Planet Nine' atau juga disebut Planet X. Profesor astronomi Caltech, Mike Brown, yang terkenal sebagai 'pembunuh Pluto' (Pluto Killer) dan koleganya, Konstantin Batygin, mengumumkan temuan itu di Astronomical Journal.

Teka-teki Planet X (www.americaspace.com)

Benda astronomi itu diperkirakan memiliki massa 10 kali Bumi dan mengorbit matahari 20 kali lebih jauh dari Neptunus.

Jarak Neptunus ke Matahari sekitar 4,5 miliar kilometer. Itu berarti sekali mengorbit Matahari, planet baru tersebut membutuhkan waktu 10 ribu sampai 20 ribu tahun.

Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada manusia yang benar-benar melihat langsung Planet X atau juga disebut Planet Nine, baik melalui teleskop maupun metode lain.

Di lain pihak, NASA belum mengonfirmasi keberadaan planet tersebut. Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut menyebut 'Planet Nine' sebagai 'Planet X'.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan yakin bahwa apa yang kita sebut sebagai 'Planet X' benar adanya," kata pejabat NASA, Jim Green.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya