Kisah Pasien Face-Off Setahun Kemudian...

Bagi Pat Hardison yang menerima transplantasi wajah, hidup dirasa berangsur-angsur normal kembali. Tak ada lagi tatapan aneh kepadanya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 25 Agu 2016, 19:57 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2016, 19:57 WIB
Pat Hardison (0)
Bagi Pat Hardison yang menerima transplantasi wajah, hidup dirasa berangsur-angsur normal kembali. (Sumber NYU Langone Medical Center)

Liputan6.com, New York - Selama 14 tahun lamanya, anggota pemadam kebakaran bernama Patrick Hardison ini merasakan pandangan mata tak mengenakkan kepadanya -- orang-orang memandangnya aneh. Bahkan anak-anaknya sendiri terlihat ketakutan.

Semua itu bermula setelah ia bertugas memadamkan kebakaran besar yang malah membakar dirinya. Luka bakar parah pun dialaminya, termasuk 'kehilangan' bentuk wajah.

Pada 24 Agustus 2015, ia mendapatkan transplantasi wajah melalui bedah selama 26 jam.

Seperti dikutip dari Daily Mail pada Kamis (25/8/2016), selama setahun ini Hardison mengaku tidak lagi menerima tatapan-tatapan yang dirasanya memalukan.

Kata Hardison kepada CBS, "Sekarang saya hanyalah orang biasa yang lazim ditemui di jalan."

Ia menambahkan bahwa orang-orang menyadari ada sesuatu dengan wajahnya, tapi tidak sampai menanyakan apakah ia mengganti wajahnya. Ia bahkan senang karena tidak lagi menjadi pusat perhatian.

Awal Kisah Pilu

Pada September 2001, Hardison yang masih berusia 27 tahun menjawab panggilan tugas untuk memadamkan sebuah rumah mobil di Senatobia, Mississippi.

Ia menerobos masuk ke dalam rumah yang terbakar, karena diduga ada seorang wanita terjebak di dalam. Namun atap rumah runtuh dan mengurungnya dalam kobaran api.

Bagi Pat Hardison yang menerima transplantasi wajah, hidup dirasa berangsur-angsur normal kembali. (Sumber reviewjournal.com)

Panas yang luar biasa melelehkan pelindung kepala sehingga merusak wajahnya. Ia kemudian membuka maskernya, menutup mata, menahan nafas, dan lari ke luar.

Para dokter memuji keputusannya untuk menyelamatkan sebagian besar penglihatan dan mencegah cedera pada tenggorokan dan paru-paru. Tapi, saat kejadian, teman-temannya tercengang melihat kulit wajahnya membara dan terkelupas dari kepala.

Hardison dirawat selama 63 hari di rumah sakit dan diberi 'tambalan' wajah dari kulit pahanya. Tapi, ia kehilangan telinga, bibir, sebagian besar hidung, dan hampir seluruh kelopak matanya.

Ketika pulang ke rumah, 3 orang anaknya. Alison (6), Dalton (3), dan Averi (2), ketakutan melihat ayah mereka. Katanya kepada ABC, "Anak-anak ketakutan melihatku. Bukan salah mereka. Mereka masih kecil."

Hal itu membawa penderitaan.

Penantian Panjang

Selama penantian transplantasi wajah, Hardison menjalani 71 pembedahan --bahkan pernah 7 kali dalam setahun -- untuk mereka ulang mulut, hidung, dan kelopak mata. Semua itu menyebabkannya depresi.

Setelah kejadian, sang istri melahirkan dua anak lagi, Braden dan Cullen. Tapi dampak kecelakaan membawa ketegangan dalam keluarga. Ia bercerai dari istrinya, Chrissi, setelah menikah selama 10 tahun.

Tak lama kemudian, ia dinyatakan bangkrut dan rumahnya disita. Saat itu Hardison mengaku telah mengalami ketergantungan kepada obat penahan sakit akibat pembedahan berulang kali.

Bagi Pat Hardison yang menerima transplantasi wajah, hidup dirasa berangsur-angsur normal kembali. (Sumber CBS)

Akhirnya, seorang teman di gereja menulis surat kepada Dr. Rodriguez, yang pernah melakukan transplantasi wajah di University of Maryland Medical Center pada 2012.

Dokter itu berkenan membantu dan Hardison masuk dalam daftar tunggu sejak Agustus 2014. Ia memerlukan seorang donor dengan warna kulit, warna rambut, dan golongan darah yang cocok. Demikian juga dengan struktur tengkorak.

Donor wajah tersedia setelah seorang pemuda bernama David Rodebaugh, warga Brooklyn, New York, meninggal dalam kecelakaan sepeda.

Pihak kedokteran melakukan pendekatan kepada ibu Rodebauth guna keperluan menyumbangkan wajah putranya. Wanita itu setuju, apalagi mendiang putranya pernah bercita-cita menjadi anggota pemadam kebakaran.

Bedah transplantasi wajah melibatkan 100 ahli bedah termasuk perawat dan asisten. Memakan waktu lebih dari 26 jam. Kemungkinan sukses diperkirakan hanya 50 persen.

Sekarang, 12 bulan kemudian, tubuh Hardison telah menyesuaikan diri dengan jaringan wajah yang ditempelkan dan tidak menolak tranplantasi tersebut.

Hardison pun kembali menjalani hidup normal setelah 'kehilangan' 14 tahun tanpa wajah. "Rasa normal telah menjadi kenyataan selama setahun ini. Rasa normal itulah yang saya kira tak akan pernah datang lagi," katanya.

Bagi Pat Hardison yang menerima transplantasi wajah, hidup dirasa berangsur-angsur normal kembali. (Sumber NYU Langone Medical Center)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya