Setelah 50 Tahun Dilarang, Pesawat Komersial AS Mendarat di Kuba

Rencananya akan ada 110 penerbangan setiap harinya dari AS ke Kuba.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 31 Agu 2016, 08:02 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2016, 08:02 WIB
20160321-Barack-Obama-Kunjungi-Kuba-Reuters-AFP
Bendera Kuba dan AS terlihat di balkon salah tempat warga di Havana, Kuba (20/3). Kunjungan Obama untuk membuka babak baru hubungan antar dua negara tersebut. REUTERS/Alexandre Meneghini)

Liputan6.com, Havana - Rencananya, Jet Blue penerbangan 387 mendarat di Kuba pada Rabu 31 Agustus 2016. Hal itu menandakan penerbangan langsung perdana AS ke Kuba setelah lebih dari setengah abad.

Dari Fort Lauderdale, Florida ke Santa Clara, Kuba, penerbangan itu adalah simbol terbaru dari perbaikan hubungan antara dua musuh Perang Dingin, yang baru saja merestorasi hubungan diplomatik pada 2015 lalu.

Hingga kini, Santa Clara terkenal dengan makam dari Ernesto 'Che' Guevara, pejuang revolusi Argentina yang berjuang bersama Fidel Castro. Ia tewas oleh CIA setelah memimpin pemberontakan di Bolivia.

Rencananya akan ada 110 penerbangan setiap harinya dari AS ke Kuba. Maskapai yang berpartisipasi  di antaranya adalah, Jet Blue, American Airlines, Delta, Frontier, South West dan Silver Airways. Menurut Departemen Transportasi AS, seperti dikutip dari CNN, Rabu (31/8/2016), menunggu untuk terbang ke negeri itu

Kendati pemerintahan Obama telah menghapus larangan perjalanan  ke Kuba, masih ada sejumlah hal yang tidak diperkenankan bagi warga AS ke negeri itu.

Turis ke Kuba masih dianggap ilegal, namun ada 12 kategori yang disebut 'perjalanan yang diizinkan'.

Sebelum warga AS terbang ke Kuba, mereka harus menandatangani semacam perjanjian bahwa perjalan mereka terbatas hanya untuk pendidikan, agama dan kemanusiaan.

Meski masih ketat seperti itu, pengunjung AS di Kuba mengalami peningkatan signifikan, yaitu 93.000 kunungan. Atau dua kali lebih besar daripada tahun lalu.

"Ini adalah proses untuk membangun penerbangan yang reguler. Langkah ini positif," kata Eduardo Rodriquez, Wakil Menteri Transportasi Kuba.

Hingga revolusi Fidel Castro tahun 1959, Kuba adalah tempat liburan favorit bagi warga AS. Namun, setelah Castro mendeklarasikan pemerintahannya berubah menjadi sosialis, hubungan diplomatik dengan AS terganggu. Termasuk penerbangan langsung ke Kuba.

Saat krisis misil Kuba tahun 1962, langit di negara pulau itu dianggap berbahaya.

Pada 2001, perubahan di AS terjadi. Negeri Paman Sam itu memperbolehkan warga Amerika keturunan Kuba mendatangi keluarga mereka di pulau itu. Semenjak saat itu penerbangan dilakukan oleh pesawat sewaan.

Namun, tak semua orang senang dengan era baru hubungan itu. Senator New York dari Partai Republik, John Katko menolak peraturan itu. Ia mengatakan penerbangan justru memberi risiko bagi AS.

"Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) AS belum selesai bekerja melakukan peninjauan keamanan di bandara-bandara Kuba," kata Katko.

Katko dan 2 anggota parlemen lainnya sempat membuat petisi untuk menghentikan penerbangan langsung itu. Namun gagal. Ia membayangkan pekerja bandara Kuba mungkin masih berkonspirasi menyerang pesawat AS.

Namun, disanggah oleh TSA. Pihaknya telah selesai meninjau 8 dari 10 bandara yang akan disinggahi oleh pesawat AS. Menurut badan itu, bandara yang mereka tinjau layak untuk didarati maskapai AS.

Bagi warga AS, mereka sangat ingin sekali mengunjungi negara itu.

"Teman kami di sana bilang, 'kenapa kamu tidak segera ke sini sebelum Kuba menjadi terlalu kebarat-baratan'," kata Gerry Hall, pengajar di New York yang mengikuti acara tur 'people-to-people' berkunjung ke Kuba pada Agustus lalu.

"Mereka ingin kami segera ke sana sebelum ada McDonalds, Walmart dan perusahaan AS di Kuba," tutupnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya