Selain Duterte Vs Obama, Ini 9 Insiden 'Mulut Kotor' Tokoh Dunia

Selain Duterte yang menghina Obama, ternyata celaan mulut kotor kerap dilontarkan para tokoh dunia.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Sep 2016, 19:54 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 19:54 WIB
(Kiri) Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan (kanan) Presiden AS Barrack Obama. (Berbagai Sumber)
(Kiri) Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan (kanan) Presiden AS Barrack Obama. (Berbagai Sumber)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Filipina Rodrigo Dutertetak hanya dikenal dengan julukan 'The Punisher' -- sang penghukum, atas perang brutal yang sejatinya bertujuan baik, untuk memberangus kejahatan narkoba yang terlanjur akut di negaranya. Mantan Wali Kota Davao itu juga tenar dengan kebiasaannya ceplas-ceplos.

Pemilihan diksinya kerap dianggap kelewatan, bahkan kasar. Duterte tak segan menyebut pecandu narkoba dan pengedar sebagai 'sampah jalanan'. Ia menyebut, misionaris Australia cantik yang tewas pada tahun 1989 dengan perkataan tak pantas.

Orang nomor satu Filipina itu juga pernah mengeluarkan kata-kata kasar 'gay son of a whore' kepada duta besar AS, Philip Goldberg.

Sebelumnya, ia juga pernah menghina Paus Fransiskus saat pemimpin Takhta Suci Vatikan itu berkunjung ke Manila awal tahun 2015.

"Bikin macet saja...Lima jam dari hotel ke bandara. Sudah, tak perlu datang lagi ke sini," umpat Duterte yang saat itu masih menjadi capres Filipina.

Ucapannya itu langsung dikecam oleh pihak gereja di mana mayoritas Filipina beragama Katolik.

Namun, lidah memang tak bertulang. Berkali-kali dikecam atas umpatan kasarnya, Duterte kembali melakukannya.

Tak tanggung-tanggung, kali ini sasarannya adalah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Setelah menyebut Obama anak perempuan jalang (son of a whore), pertemuan bilateral kedua negara langsung dibatalkan oleh AS.

Atas kelakuannya itu, Duterte mengatakan menyesal. Sayang nasi sudah menjadi bubur...

Ternyata, tak hanya Duterte yang doyan berkata kasar. Pun, tak hanya Obama yang sering menjadi target bullying.

Berikut 11 pemimpin dunia yang pernah jadi sasaran umpatan tokoh lainnya, atau sebaliknya bermulut kotor. Liputan6.com kutip dari BBC dan berbagai sumber pada Rabu (7/9/2016).

1. Yasser Arafat

Penyidik Palestina Kantongin Identitas Pembunuh Yasser Arafat. (Reuters)

Menteri Pertahanan Suriah, Jenderal Mustafa Tlas terkenal dengan bahasanya yang 'berwarna-warni'. Pada tahun 1999, ia sempat membuat insiden diplomatik dengan Otoritas Palestina ketika menyebut Yasser Arafat sebagai 'anak dari 60.000 sundal'.

"Anda (Arafat) seharusnya bilang kepada Gedung Putih bahwa Yerusalem adalah ibukota negara Palestina di masa depan, tetapi sebaliknya diam saja seperti tikus dan tidak berani mengatakan satu kata untuk memperjuangkan Palestina atau Yerusalem."

Komentarnya itu memicu demonstrasi di Gaza dengan ribuan orang Palestina memprotes serangan pribadi kepada pemimpin mereka.

2. George W Bush

George W Bush (Georgewbush-whitehouse.archives.gov)

Dalam sebuah pidato dramatis di PBB pada 2006, presiden Venezuela saat itu, Huga Chavez, terkenal dengan lantang menyebut George W Bush sebagai the devil atau 'si iblis'.

"Iblis ada di sini. Iblis, setan itu sendiri, ada di sini. Dan setan datang ke sini kemarin. Di sini. Dan itu bau sulfur dari iblis masih ada di sini. Ia berbicara layaknya memiliki dunia," kata Chavez.

Di podium yang sama pada 2009, Chavez secara hati-hati menyambut pemerintahan baru Obama. Melihat sekeliling, ia berkata: "Tidak tercium seperti berbau belerang lagi, baunya berasal dari sesuatu yang lain. Baunya membawa harapan, dan Anda harus memiliki harapan di dalam hati Anda..."

3. Nigel Farage

Anggota parlemen Inggris, Nigel Farage. (sumber: Telegraph)

Ketika mendengar sebuah kalimat didahului dengan kalimat, 'Saya sebenarnya tak ingin berkata kasar', Anda sebaiknya bersiap untuk diserang.

Hal itu terjadi saat Nigel Farage, ketua Independence Party (UKIP) menyerang secara pribadi ke Presiden Dewan Uni Eropa, Herman Van Rompuy.

Farage mengatakan van Rompuy memiliki kharisma layaknya 'damp rag' alias lembek dan penakut.

"Ia layaknya pegawai bank rendahan yang datang dari negara antah berantah, tak punya keberanian memutuskan masalah."

Serangan personal itu sempat membuat anggota Uni Eropa kaget.

Tentara Nazi hingga Suster Sadis

4. Berlusconi dan Tentara Nazi

Silvio Berlusconi (AFP/Olivier Morin)

Nyaris terjadi bentrokan diplomatik di Uni Eropa tatkala Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi menyebut anggota parlemen UE, Martin Schulz sebagai tentara Nazi.

Para anggota parlemen mengancam akan memutuskan hubungan dengan petinggi pembuat keputusan, Europian Council yang saat itu dipimpin oleh Berlusconi, jika tak ada permintaan maaf.

5. Abbott versus Putin

Kamis (7/8/14), PM Australia Tony Abbott saat memberikan sambutan di acara hari berkabung nasional untuk mengenang korban tewas MH17 di Ukraina. (REUTERS/Mark Dadswell)


Pada pertemuan G20 di Brisbane, November 2014, Perdana Menteri Australia saat itu, Tony Abbott secara kontroversial mengancam 'shirtfront' kepada presiden Rusia Vladimir Putin.

Komentar Abbott terkait dengan penembakan MH17 di Ukraina di mana 38 warga Australia menjadi korban. Rusia dikritik karena telah mendukung seperatis yang diduga dalang penembakan pesawat sipil itu.

Shirtfront disini adalah istilah dalam olahraga sepak bolah ala Australia (AFL) di mana pemain sengaja menargetkan lawan dengan kepala. Kerap kali tumbukan itu menyebabkan cidera gegar otak hebat.

6. Hillary Clinton

Hillary Clinton menjadi perempuan pertama yang memenangi konvensi partai, untuk resmi dinyatakan sebagai Calon Presiden Amerika Serikat pada Konvensi Partai Demokrat, Selasa (26/7) malam di Philadelphia. (REUTERS/Kevin Lamarque/ File Photo)

Boris Johnson, yang kini menjadi Menteri Luar Negeri Inggris pada tahun 2007 pernah mencela penampilan Hillary Clinton.

"Hillary memiliki rambut pirang yang membosankan, bibir cemberut, dan pandangan yang dingin, seperti suster sadis di rumah sakit jiwa," kata Boris Johnson.

Namun, pada 2016, mantan Wali Kota London itu menarik ejekannya itu dan mengatakan kalimatnya di luar konteks.

Perempuan Tua hingga Uskup Pemarah

7. Trump vs Obama

Nama Obama sebelumnya juga pernah digunakan untuk menamai ikan yang ditemukan di  Sungai Tennessee (Associated Press).

Donald Trump menjadikan Presiden Obama sebagai sasaran empuk bahan celaan. Mulai dari Brexit hingga ISIS. Namun yang paling berpengaruh adalah ejekannya terhadap akte kelahiran Obama. Akibatnya terjadi debat berkepanjangan dan rangkaian teori konspirasi.

Miliader nyentrik itu menuduh Obama lahir di Kenya dan menawarkan uang sebesar US$ 5 juta kepadanya agar orang nomor satu AS itu mengaku.

Tak ingin berpolemik, Obama di makan malam dengan para koresponden memamerkan video lelucon tentang akta kelahirannya.


8. Presiden Uruguay

 

Mantan Presiden Uruguay, Jose Mujica, pernah dijuluki sebagai presiden paling sederhana sedunia. Keserderhanaannya ini patut ditiru olehmu.

Presiden Uruguay, Jose Mujica mengatakan hal tak pantas di depan mikrofon, pada awal konferensi pers. Ia menyebut julukan ,"perempuan tua" -- yang diduga mengarah ke Cristina Elisabet Fernández de Kirchner yang saat itu menjadi Presiden Argentina.

Tak hanya itu, kata-kata kasar Presiden Jose Mujica diduga terarah pada mendiang suami de Kirchner.

"Perempuan tua ini bahkan lebih buruk daripada pria juling," gumamnya yang tak sengaja terdengar lewat mikrofon pada tahun 2013.

Sebuah surat kabar Uruguay memposting suaranya itu di website-nya, yang memicu protes resmi di Argentina.

Presiden Mujica kemudian membantah bahwa ia telah berbicara tentang Kirschner. Namun, sampai hari ini dia telah gagal untuk menjelaskan siapa si 'perempuan tua' yang dimaksud.

9. Kardinal Desmond Tutu

Kardinal Desmond Tutu (Reuters)

Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengecam mantan Uskup Agung Afrika Selatan, Desmond Tutu, sebagai 'uskup kecil yang penuh angkara murka'.

Namun sebelumnya, Tutu pernah menyebut Mugabe mirip dengan karikatur diktator Afrika.

Uskup Agung Tutu, yang memenangkan hadiah Nobel untuk usahanya sebagai salah satu tokoh terkemuka dalam memerangi apartheid di Afrika Selatan, tidak mengomentari serangan verbal yang Mugabe lancarkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya