Hadir di Acara FPCI, Xanana Gusmao Rangkul Erat Wiranto

Menko Polhukam Wiranto dan mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao hadir dalam acara FPCI.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 17 Sep 2016, 12:20 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2016, 12:20 WIB
Kenapa Indonesia Istimewa di Mata Timor Leste?
PM baru Timor Leste, Rui Araujo bersama pendahulunya, Xanana Gusmau (observado)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan besar digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Sabtu 17 September 2016. Acara bertajuk Conference on Indonesian Foreign Policy 2016 : Finding Indonesia's Place In The Brave New World menghadirkan sekitar 70 pembicara dari dalam dan luar negeri.

Sejumlah tokoh penting hadir, di antaranya Menko Polhukam Wiranto dan mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, yang pernah dalam posisi berseberangan dalam isu Timor Timur pada masa lalu.

Selama acara tersebut, Wiranto terlihat akrab dengan Xanana. Mereka berdua terlihat tengah berbincang sambil tersenyum.

Di tengah acara, pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Jaya Suprana memanggil Wiranto ke panggung untuk memberikan penghargaan bagi konferensi FPCI.

Saat nama Wiranto dipanggil, Xanana langsung bertepuk tangan kencang.

Bukan cuma itu, saat Wiranto ingin naik ke panggung, Xanana tiba-tiba menahannya. Ia merangkul erat eks Panglima ABRI tersebut.

Rangkulan Xanana disambut oleh Wiranto, sebelum berjalan ke panggung. Keduanya lalu bersalaman ala militer.

Saat menyampaikan pidatonya, tanpa ragu Wiranto memberikan pujian kepada Xanana. Ia menganggap tokoh Timor Leste itu adalah sahabatnya.

"Kita dapat tamu khusus dan terhormat, sahabat saya, Yang Mulia Xanana Gusmao," sebut Wiranto di Mall Kota Kasablanka, Sabtu (17/9/2016).

Sebelumnya, pada Agustus 2016, kedua tokoh sempat melakukan pertemuan tertutup untuk membahas isu bilateral dan persoalan batas wilayah antara Indonesia dan Timor Leste. 

Menko Polhukam Wiranto dan mantan Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao hadir dalam acara FPCI (Liputan6/Andreas Gerry)


Acara yang digelar FPCI itu membahas kebijakan  luar negeri Indonesia dengan berbagai aspek, mulai dari geopolitik, maritim, perdagangan, keamanan, diaspora, pendidikan, dan teknologi.

"CIFP 2016 kali ini dua kali lebih besar dari tahun lalu, tapi memiliki tujuan yang sama, yakni   memperluas wawasan peserta mengenai hubungan internasional serta menampilkan berbagai gagasan mengenai kiprah Indonesia di dunia internasional," kata Pendiri FPCI, Dino Patti Djalal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya