Mirip Praktik ISIS, Ini Wajah Anak-Anak yang Dipaksa Berperang

Salah satu sisi kelam perang adalah ketika anak-anak dipaksa maju bertempur. Ternyata bukan hanya ISIS yang melakukannya.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 24 Sep 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2016, 08:00 WIB
Tentara anak (0)
Sasha Kapustin dengan senapan mesin SCB-41 pada usia 17. Ia gugur dalam tugas pada 1943. Anggota Pemuda Hitler berusia 16 tahun di Jerman (1945). (Sumber waralbum.ru dan Bundesarchiv)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika membaca tentang tindak-tanduk ISIS di Irak dan Suriah, dunia menggeleng-gelengkan kepala melihat anak-anak yang telah dilatih ISIS untuk menjadi mesin pembunuh.

Baru-baru ini, beredar tayangan video seorang bocah lelaki berwajah polos bak malaikat sedang dilatih ISIS untuk melakukan eksekusi tawanan.

Lalu ada juga video yang beredar di dunia maya dengan tayangan seorang bocah perempuan dilatih menjadi 'tangguh' melalui latihan fisik oleh pria yang ditengarai sebagai ayahnya, yang diduga adalah anggota ISIS.

Seorang bocah berambut pirang dan berwajah bak malaikat dipaksa militan ISIS untuk menembak seorang tawanan di Irak (Daily Mail)

Ternyata, pelibatan anak-anak dalam peperangan bukan hal baru. Dikutip dari warhistoryonline.com pada Jumat (23/9/2016), sepanjang sejarah, anak-anak telah sering dijerumuskan dalam konflik.

Baik anak lelaki maupun perempuan, mereka bertempur sebagai prajurit. Bahkan, di beberapa negara, anak-anak memang lazim terlibat peperangan, bahkan hingga Abad ke 20.

Rekrutmen tentara anak-anak telah lama dikaitkan dengan laskar-laskar dan gerilya. Tapi, ketika suatu negara sedang menghadapi kekalahan, semua orang diwajibkan untuk berperang.

Beberapa gambar dalam laporan ini menampilkan anak-anak dalam peperangan sepanjang abad 20, terutama dalam Perang Dunia II. Anak-anak berperang bahkan di garis depan.

Ada tentara anak yang masih berusia 9 tahun. Tidak diketahui berapa banyak tentara anak yang gugur dalam peperangan. Tidak jelas juga berapa orang yang cacat seumur hidup karena peperangan.

Namun demikian, keberadaan tentara anak tidak terkungkung di masa lalu. Bahkan, hingga sekarang pun, anak-anak masih berperang di semua konflik di seluruh dunia, misalnya di Irak dan Suriah sekarang ini.

Tentara Anak Berbagai Negara

1. China

(Sumber ww2db.com dan Wikipedia)

Seorang bocah China membantu pasukan Divisi 39 dalam Serangan Salween, provinsi Yunan, China (1944) dan seorang tentara Nasionalis yang berusia 10 tahun (Mei 1944).

2. Serbia dan Yugoslavia

(Sumber Wikipedia)

Tentara anak bernama Momčilo Gavrić, Korfu, 1916 dan foto ketika Momčilo Gavrić bergabung dengan tentara Serbia saat berusia 8 tahun pada 1914. Ia merupakan tentara termuda dalam Perang Dunia I.

Para anggota partisan Sebia, Yugoslavia, 1945:

(Sumber waralbum.ru)

3. Italia

(Sumber Wikipedia)

Mussolini sedang memeriksa barisan organisasi pemuda di Ballilla, Roma dan foto Laksamana Giulio Graziani dan X Flottiglia MAS. Bocah dalam foto kanan adalah Franco Grechi, Italia (1943).

4. Jepang

(Sumber Wikipedia)

Remaja Jepang saat melakukan latihan militer di Jepang dan tentara anak Jepang yang menjadi tawanan perang dalam pertempuran Okinawa pada 1945.

5. Jerman

(Sumber worldwarphotos.info dan waralbum.ru)

Seorang tentara anak Jerman yang tertangkap di Italia pada 1944 dan yang tertangkap oleh tentara AS di Martinszell-Waltenhofen pada 1945.

6. Rusia

(Sumber waralbum.ru)

Volodya Tarnowski bersama-sama dengan rekan-rekan di Berlin (1945) dan bocah yang sama ketika mencoret-coret tembok di tiang Reichstag, Berlin (1945).

7. Iran

(Sumber warhistoryonline.com)

Seorang tentara anak Iran setelah pembebasan Khorramshahr.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya