Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Muhammadiyah (2005-2015) Din Syamsuddin, mendapat penghargaan dari Menteri Luar Negeri Jepang karena dianggap telah berjasa memberikan sumbangsih dalam meningkatkan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.
Penghargaan dari Menlu Fumio Kishida itu diserahkan kepada Din oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasuaki Tanizaki, pada Jumat 30 September 2016 di kediaman resminya di Kebayoran Baru, Jakarta.
"Selama menjabat menjadi Ketua Umum Muhammadiyah, Bapak Din Syamsuddin telah memberikan sumbangsih luar biasa antara hubungan Indonesia dengan Jepang," ujar Dubes Tanizaki.
Advertisement
Penghargaan Menteri Luar Negeri Jepang diberikan kepada individu dan lembaga yang telah berkontribusi besar terhadap membina persahabatan antara Jepang dan negara-negara sahabat.
Menurut Dubes Tanizaki, Din juga sudah beberapa kali berkunjung ke Jepang. Dalam kegiatan tersebut ia melakukan kegiatan yang berperan untuk memperdalam pengertian terhadap Islam kepada masyarakat Jepang.
Pada tahun lalu, 200 ribu orang Indonesia telah berkunjung ke Jepang. Angka tersebut mengalami peningkatan hingga 30 persen di banding dengan tahun sebelumnya.
Terkait dengan hal tersebut, Jepang juga sedang mempersiapkan untuk menerima penganut Islam di negaranya. Menurut Dubes Tanizaki, Din telah memberi kontribusi besar untuk berkoordinasi, misalnya soal penyajian makanan halal.
Din yang juga menjabat sebagai Presiden-Moderator Asian Conference on Religions and Peace (ACRP) dan sejumlah asosiasi internasional lainnya, mengaku tersanjung dan senang atas penghargaan yang diberikan oleh Menteri Luar Negeri Jepang.
"Saya merasa terhormat dan senang menerima penghargaan ini. Saya merasa belum melakukan banyak hal untuk memperkuat hubungan bilateral antara Jepang dan Indonesia," ujar Din dalam pidatonya.
Dalam akhir pidatonya, Din mengingatkan agar kebangkitan dan pertumbuhan Asia Timur harus dalam suasana damai, mengingat pusat gravitasi ekonomi dunia saat ini bergeser dari Atlantik ke Pasifik.
"Agar koalisi beberapa negara Asia Timur, seperti Jepang, Indonesia, termasuk Korea, Malaysia, mungkin Vietnam menjadi satu kekuatan tersendiri untuk menyangga agar perkembangan Asia Timur tidak meluncur ke arah kekerasan," kata Din.