Kisah Horor dan Misteri Blutgasse, Gang 'Berdarah' di Wina

Gang Blutagsse merupakan tempat di mana Ksatria Templar diburu dan dieksekusi oleh Raja Prancis Filipus IV pada 1312.

oleh Reza Khomaini diperbarui 03 Okt 2016, 20:10 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2016, 20:10 WIB
Jalanan Blutgasse tengah mengalami renovasi di bagian gang masuk arah Selatan
Jalanan Blutgasse tengah mengalami renovasi di bagian gang masuk arah Selatan. (Liputan6.com/Reza Khomaini)

Liputan6.com, Wina - Ada banyak lokasi yang memiliki sejarah kelam di Ibu Kota Austria, salah satunya adalah jalan Blutgasse yang terletak di Distrik 1 Wina.

Dari namanya, Blutgasse, yang berarti Gang Berdarah, sudah bisa membuat bulu kudu kita merinding. Menurut sejumlah kabar, nama jalan tersebut mulai digunakan pada sekitar tahun 1312.

Ketika itu, daratan Eropa tengah dihantui rasa ketakutan terhadap mandat yang dikeluarkan Raja Prancis, Filipus IV, untuk menangkap serta mengeksekusi seluruh anggota Ksatria Templar. Langkah Raja Filipus pun mendapat dukungan dari kalangan gereja dan Vatikan ketika itu.

Austria, menjadi salah satu negara yang memiliki anggota Ksatria Templar. Pada tahun 1312, mereka diburu dan dieksekusi di lokasi yang kini bernama Blutgasse.

Saking banyaknya korban Ksatria Templar yang dibantai pihak kerajaan, jalanan di Blutgasse dipenuhi darah para korban. Menurut kabar, para Ksatria Templar memang memiliki rumah atau semacam kantor di daerah tersebut.

Nama jalan Blutgasse dengan tulisan dan papan resmi dari Pemerintah Kota Wina. (Liputan6.com/Reza Khomaini)

Beberapa saat sebelum terjadinya penangkapan, para Templar dikabarkan sempat menyimpan harta benda berharga mereka di salah satu ruang penyimpanan bawah tanah. Ruang penyimpanan itu hingga masih ada di salah satu bangunan di Blutgasse.

Namun, pencarian harta benda tersebut belum menuai hasil. Logo Templar pun hingga kini masih terpampang di salah satu penutup ruang ventilasi bawah tanah tersebut.

Selain menjadi lokasi pembantaian kaum Templar, jalanan Blutgasse juga menjadi destinasi perjalanan bagi para terpidana mati di era kerajaan. Sebelum dipancung, para terpidana mati ini harus melalui Blutgasse sebelum menemui ajal mereka yang tragis.

Hingga kini, kawasan Blutgasse masih menyimpan sejuta misteri yang bisa membuat bulu kuduk kita merinding.

Logo Ksatria Templars tampak di salah satu penutup ruangan bawah tanah di jalanan Blutgasse. (Liputan6.com/Reza Khomaini)

Gang Berdarah itu merupakan sebuah jalan kecil yang letaknya tepat berada di belakang Gereja St. Stephan (Stephandom) di pusat kota Wina, Austria. Panjang gang itu sekitar 190 meter dengan lebar yang tidak tidak begitu besar, hanya bisa dilewati satu mobil sedan.

Tidak sedikit warga Austria atau bahkan turis mancanegara yang mengalami pengalaman kurang mengenakan saat melewati gang tersebut, terutama saat menjelang tengah malam. Menurut sebuah blog tur spesialis tempat-tempat menyeramkan di kota Wina, Blutgasse masuk dalam jajaran 5 besar lokasi paling menyeramkan.

Ada laporan menyebut, terdapat penampakan orang yang berpakaian ala Ksatria Templar berjalan di gang tersebut. Tak hanya itu, terdapat pula sejumlah cerita dari masyarakat sekitar yang mengaku melihat sosok orang tengah berjalan dengan mengenakan pakaian tradisional rakyat zaman Abad ke-12.

Jalan masuk Blutgasse dengan papan informasi Galeri Angela dan Mozart Haus Vienna. (Liputan6.com/Reza Khomaini)

Liputan6.com belum lama ini mengunjungi Blutgasse. Aura dan suasana jalanan tersebut memang berbeda.

Kendati berada di tengah kota yang banyak dilalui kalangan turis, namun jalanan ini tetap lengang, bahkan tergolong sepi dari kunjungan para pelancong. Padahal, di ujung jalan Blutgasse terdapat museum Mozart Haus Vienna, bekas rumah dari komponis dunia asal Austria, Wolfgang A. Mozart.

Di jalanan Blutgasse sendiri hanya terdapat satu kedai kopi dan dua apartmen pribadi, serta sebuah museum perdamaian dan Galeri Angela.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya