'Berduka' Atas Kematian Raja, PSK Thailand Pakai Baju Serba Hitam

Banyak bar, klub, dan klub tarian telanjang Bangkok sudah mulai buka, tapi lampu neon mereka dimuramkan dan musikpun terdengar lebih sayup.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 25 Okt 2016, 11:55 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2016, 11:55 WIB
Mourning Bangkok bars
Ilustrasi kedukaan di kawasan 'lampu merah' Bangkok. (Sumber Reuters)

Liputan6.com, Bangkok - Sekitar 10 hari setelah mangkatnya Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dicintai rakyat Thailand, kawasan lampu merah Negeri Gajah Putih mulai terlihat kembali menggeliat.

Setelah meninggalnya Sang Raja pada 13 Oktober 2016, dunia hiburan dibekukan selama 30 hari, termasuk larangan pesta bulan purnama yang menjadi atraksi turis. Para wisatawan juga dianjurkan ikut serta mengenakan pakaian hitam tanda duka.

Tapi, seperti dikutip dari Daily Mail pada Selasa (25/10/2016), ratusan pekerja seks komersial sudah kembali bermunculan di jalan-jalan dengan mengenakan pakaian mini berwarna hitam, sepatu boots hitam, dan pakaian-pakaian seksi lainnya berwarna hitam sebagai tanda perkabungan.

Beberapa foto yang diambil di Soi Cowboy, Bangkok, memperlihatkan para pekerja seks yang biasanya mengenakan bikini berwarna mencolok sedang mengenakan pakaian hitam sambil menunggu pelanggan.

Di Soi 4, tak sampai 2 km jauhnya dari Nana Plaza yang dijejali dengan klub-klub tari telanjang, ratusan wanita dan waria (ladyboy) yang mengenakan sepatu boot tinggi berwarna hitam turun ke jalan untuk "meraup uang yang sempat hilang".

Lek (26), salah seorang pekerja seks komersial, mengatakan, "Ya, memang masih sepi. Orang-orang masih berduka karena meninggalnya Raja."

"Tapi kami harus tetap bekerja untuk mencari nafkah. Tidak ada hal lain yang kami bisa lakukan. Kami harus berkeliaran mencari pelanggan demi mendapat uang."

"Kami mengenakan pakaian dan boots warna hitam sebagai tanda penghormatan. Biasanya kami tidak memakai boots seperti ini karena Thailand terlalu panas."

Ia melanjutkan, "Mungkin, dalam 2 minggu lagi, kami bisa kembali normal. Kami harus mencari uang lagi setelah sempat berhenti."

Noi (24) seorang waria, mengatakan, "Kami mencintai Raja. Kami mencintai negeri ini. Pihak angkatan bersenjata mengerti tentang ini dan mereka membiarkan kami bekerja lagi."

"Beberapa bar sudah buka dan para waria sudah kembali. Kami melanjukan bisnis dan kami ingin para pria datang menemui kami."

"Kebanyakan dari kami memakai pakaian hitam. Pakaian dalam dan gaun hitam. Kami masih harus mengenang sang Raja."

Banyak bar, klub, dan klub tarian telanjang Bangkok sudah mulai buka, tapi lampu neon mereka dimuramkan, musikpun terdengar lebih sayup, dan tari-tarian hanya dilakukan dalam ruangan.

Polisi dan tentara melakukan patroli untuk memastikan tempat-tempat itu tutup pada jam 00.00 malam. Sebelum Raja wafat, tempat-tempat itu biasanya buka hingga jam 02.00 atau 03.00 dini hari.

Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn, akan dimahkotai secara resmi setelah ritual kremasi jasad Raja dan setelah masa berkabung resmi secara 1 tahun.

Jenazah Raja sekarang dibaringkan dalam salah satu istana, sementara upacara pemakaman kerajaan terus berlanjut.

Pada Sabtu lalu, sekitar 150 ribu warga Thailand berkumpul di luar Istana Agung, Bangkok, untuk menyanyikan lagu kebangsaan demi menghormati Raja.

Kehidupan malam dan industri hiburan dewasa di Thailand diperkirakan kembali normal setelah masa berkabung 30 hari. Normal di sini berarti musik yang kencang dan pakaian yang tersingkap.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya