Kelakuan Duterte Bikin Jepang Ketar-Ketir

Jepang merupakan sekutu tradisional AS, kecemasan Jepang ini disampaikan jelang lawatan Duterte ke Tokyo.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 26 Okt 2016, 13:14 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2016, 13:14 WIB
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte tak berhenti membuat kontroversi. Terakhir ia menyatakan siap memutus hubungan dengan sekutu dekatnya, Amerika Serikat.

Komentar ini menimbulkan pro-kontra. Salah satu negara yang mengaku tak habis pikir dengan sikap Duterte adalah Jepang.

Jepang dikenal sebagai sekutu tradisional AS di wilayah Asia-Pasifik. Melalui Menteri Luar Negeri Fumio Kishida mereka menyatakan kecemasan tersebut dipicu sikap oleh kebijakan luar negeri Filipina terhadap Negeri Paman Sam.

Bukan cuma itu. Jepang pun juga menyoroti tajam gaya kepemimpinan Duterte yang begitu sangat informal.

Kishida mengatakan Jepang siap menanyakan apa maksud Duterte mengeluarkan kebijakan luar negeri seperti itu. Pertanyaan itu, siap dilayangkan ketika mantan Walikota Davao tersebut melakukan kunjungan resmi ke Negeri Sakura.

"Saya rasa sangat penting kita melakukan komunikasi penuh dan mendengar opini langsung dari Presiden Duterte sendiri," ucap Kishida seperti dikutip dari Inquirer, Rabu (26/10/2016).

Meski mengeluarkan kritikan kepada kebijakan luar negeri Filipina atas AS, Jepang memastikan hubungan antara Manila dan Tokyo tetap akan berlangsung harmonis.

"Jepang berulang kali menyatakan, kebijakan kami adalah tetap menjalin kemitraan strategis dengan Manila," sebut Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga.

Suga menegaskan, kebijakan ini penting. Sebab, terjalinnya relasi ini ditujukan salah satunya untuk menciptakan perdamaian di Laut China Selatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya