Kisah 3 Perempuan Tangguh Indonesia Bangkit dari Keterpurukan

Simak kisah dua perempuan berikut yang berhasil bangkit dari keterpurukan dan memutuskan terus berjuang untuk menghidupi keluarganya.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Okt 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 05:00 WIB
Ilustrasi perempuan
Ilustrasi (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin semua orang setuju bahwa dalam menjalani hidup, setiap manusia pasti dihadapkan dengan cobaan dan ujian tak terduga, bukan hanya sekali namun berulang kali.

Bagi sebagian orang, hal tersebut mungkin akan membuat mereka patah semangat, kehilangan tujuan, dan beberapa di antaranya memutuskan untuk mengakhiri hidup. Namun bagi mereka yang bisa melewatinya, ujian akan membuatnya menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Liputan6.com berkesempatan untuk mendengar secara langsung kisah tiga perempuan yang berhasil melewati ujian dan mengubah mereka menjadi sosok yang lebih tangguh.

Dalam acara Beauty for A Better Life (BFBL) yang diadakan L’Oréal Indonesia pada Kamis (27/10/2016), ketiga perempuan tangguh itu menceritakan kisah pahit hidupnya dan bagaimana mereka melewatinya.

Salah satu dari mereka adalah ibu dua anak bernama Desi Hermawati. Perempuan asal Cianjur itu sempat mengalami keterpurukan setelah ditinggal suaminya tanpa ada kejelasan dan nafkah.

Tak hanya menghidupi kedua anaknya, ia pun harus menanggung biaya hidup ibu dan neneknya. Desi pun memutuskan untuk berjualan kue dan menawarkan jasa potong rambut keliling demi menghidupi keluarganya.

Setelah mendengar dari temannya bahwa ada pelatihan kecantikan di Cianjur, Desi tak menyiakan-nyiakan kesempatan itu. Ia bertekad untuk menambah ilmu untuk meningkatkan kualitas jasa potong rambut kelilingnya.

"Saya ingin menambah penghasilan untuk menghidupi anak saya juga menambah ilmu," ujar Desi ketika ditanya motivasi dirinya untuk mengikuti pelatihan.

Setelah 4,5 bulan mengikuti pelatihan, dirinya kini lebih percaya diri dalam menawarkan jasanya. Bahkan, sekarang ia dapat menambah penghasilan agar bisa menghidupi keluarganya lebih layak.

Cerita serupa juga dituturkan oleh Ati Nurhaeti. Ibu tiga anak itu harus menjadi tulang punggung keluarga semenjak dirinya tak tahu keberadaan dan nasib suaminya sejak 2013.

Kisah itu berawal ketika sang suami berangkat ke Bangkok untuk menjadi bekerja. Namun setibanya di sana, pekerjaan yang dijanjikan tak kunjung tiba dan malah terseret masalah hukum di Thailand.

"Pas masih sebulan di sana kita masih bisa contact-an, tapi setelah itu sampai sekarang nggak ada komunikasi," ujar Ati.

Saat suaminya menjalani persidangan, Ati sempat beberapa kali menghubunginya. Namun, ia kini tak tahu kejelasan nasib suaminya. Ibu rumah tangga itu pun harus bangkit dari masalah yang dihadapinya dan memutar otak untuk menghidupi keluarganya.

Sama seperti Desi, ketika mendengar ada pelatihan, ia tak ragu untuk bergabung. Meski harus menempuh jarak jauh menuju tempat pelatihan, perempuan asal Cianjur itu pantang menyerah karena tahu bahwa ilmu yang didapatkan akan banyak berguna untuk masa depannya.

Saat ini ia menjadi orang kepercayaan di salah satu salon ternama di Cianjur. Dari yang tadinya tak memiliki kemampuan di bidang kecantikan, Desi kini telah mampu menjadi hair stylist.

"Setelah ikut pelatihan langsung ada panggilan dan dipercaya. Karena saya waktu belajar semangat, meskipun nggak punya ongkos dan sampe jalan kaki," tutur Ati.

Bangkit dari Keterpurukan

Beauty for A Better Life (BFBL) yang dilakukan L’Oréal Indonesia pertama kali dilaksanakan pada 2014 untuk memberdayakan perempuan yang memiliki keterbatasan secara sosial-ekonomi agar bisa meraih penghidupan lebih baik.

Lewat program tersebut, siswa dilatih beragam keterampilan yang diutuhkan untuk menjadi penata rambut kompeten.

Setelah berjalan sekitar dua tahun, program tersebut telah memberikan sejumlah dampak bagi para siswa yang mengikuti pelatihan. Ati mengungkapkan perbedaan diri dan kehidupannya.

"Lewat program ini saya dapat ilmu, yang utama kan ilmu. Tadinya saya nggak bisa apa-apa, sekarang jadi bisa. Terus di tempat saya kerja sekarang lebih tambah lagi, karena fasilitasnya komplit, dan Alhamdulillah di sana ada yang ngajarin," ujar Ati.

Desi pun mengungkapkan alasan mengapa dirinya tetap termotivasi untuk bangkit dan terus belajar, meski pengalaman pahit pernah menimpa dirinya.

Desi Hermawati, Endang, dan Ati Nurhaeti diapit oleh Melanie Masriel (kedua dari kiri) dan Presdir L’Oréal Indonesia Umesh Phadke (Liputan6.com/Citra Dewi)

"Karena saya ingin diremehkan oleh suami saya. Saya nggak mau dianggap terpuruk ketika ditinggal suami dan ngejar-ngejar dia. Saya mau berdiri di kaki saya sendiri, saya bisa berjalan, dan saya mampu bangkit," ujar Desi dengan tegas.

Sama halnya seperti Desi yang menjadi tulang punggung keluarga, Ati pun mengungkapkan motivasinya untuk memilih bangkit dan terus berjuang.

"Ada semangat dan kekuatan karena melihat anak. Kalau ngga lihat anak dahulu saya sempat down dan masuk rumah sakit," kata Ati.

Kepada Liputan6.com, Head of Communication PT L’Oréal Indonesia, Melanie Masriel, mengungkapkan upaya L’Oréal untuk tetap memastikan bahwa program BFBL memiliki dampak yang berkelanjutan.

"Salah satunya kita maintain komunitas mereka, karena sekarang segala sesuatu sudah digital. Walaupun di pedesaan atau di kota-kota kecil, kebanyakan mereka handphone-nya sudah memadahi dan mereka sangat eksis di dunia media sosial , dan itu ajang mereka untuk bertukar informasi dan lain-lain," ujar Melanie.

"Jadi buat kita punya Facebook Beauty for a Better Life itu juga ajang kita untuk sosialisasi, sharing informasi... Tujuan utama kita adalah mereka (para siswa pelatihan) menggunakan apa yang menjadi keterampilannya," imbuh dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya