Kematian Massal 233 Angsa di Danau Mongolia, Ada Apa?

Kematian massal itu ditemukan pada minggu lalu di Danau Hongtu, yang terkenal sebagai tempat angsa bermigrasi.

oleh Citra Dewi diperbarui 28 Okt 2016, 09:40 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 09:40 WIB
Angsa yang mati di Danau Hongtu di Mongolia
Angsa yang mati di Danau Hongtu di Mongolia (CCTV)

Liputan6.com, Ulan Bator - Polisi China menyelidiki kematian lebih dari 200 angsa di sebuah danau di Mongolia. Mereka mengatakan jejak pestisida ditemukan di tubuh hewan itu yang diduga kemungkinan besar dibunuh oleh pemburu.

Kematian massal itu ditemukan pada minggu lalu di Danau Hongtu, yang terkenal sebagai tempat angsa bermigrasi.

Menurut media pemerintah, pejabat menawarkan 100.000 yuan atau sekitar Rp 192 juta bagi mereka yang bisa memberikan informasi untuk menangkap tersangka.

Selain 233 angsa tundra, sebanyak 26 itik Melewar juga ditemukan mati di danau.

Media pemerintah CCTV melaporkan, matinya hewan itu pertama kali ditemukan oleh pasangan lanjut usia yang pergi ke danau pada 19 Oktober lalu untuk memotret angsa. Namun, mereka justru menemukan binatang yang mati mengambang.

Seperti dikutip dari BBC, Jumat (28/10/2016), jejak pestisida yang biasa digunakan pemburu, karbofuran, ditemukan di tubuh angsa.

Tian Yangyang dari organisasi lingkungan Let Birds Fly mengatakan kepada situs Sixth Tone, banyak angsa yang diburu berakhir di restoran China, di mana beberapa di antara mereka menawarkan "pesta angsa" dalam menunya.

"Kebanyakan orang percaya bahwa mengonsumsi makanan liar menyehatkan," ujar Yangyang, terlepas dari kenyataan banyak hewan yang diburu secara ilegal mati dibunuh dengan racun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya