Liputan6.com, Miami - Pemilihan presiden atau Pilpres di Amerika Serikat kurang dari sepekan akan segera dihelat. Jelang pesta demokrasi tersebut, semua calon terus memaksimalkan semua potensi yang dimiliki untuk meraup suara.
Salah satu negara bagian yang dipercaya menjadi kunci ialah Florida. Kota pantai, Miami yang berada di sana pun disasar sebagai tempat pertarungan sengit bagi Hillary Clinton melawan Donald Trump.
Pantauan jurnalis Liputan6.com di Miami, Rabu (3/11/2016), tak terlihat ada spanduk atau flyer ajakan untuk memilih Hillary atau Trump yang terpampang di jalanan kota itu.
Advertisement
Pemandangan itu bertolak belakang dengan Indonesia jelang pilkada atau pemilu. Di Jakarta, misalnya, pada masa tersebut, seisi kota niscaya akan penuh dengan gambar calon pemimpin yang terpampang di poster, spanduk, bahkan baliho.
Kendati demikian, hampir seluruh iklan di saluran televisi dipakai Donald Trump dan Hillary untuk berkampanye.
Di saluran berita CBS Miami, kampanye Trump dan Hillary silih berganti tampil. Saling sindir sudah pasti terjadi.
Pertama, iklan pertama Partai Demokrat mengajak orang-orang di Florida untuk tak memilih pesaingnya tang dari Republik. Selain karena calon presidennya Trump, Demokrat dalam iklannya menyebut Marco Rubio, Senator Florida adalah yang terburuk sepanjang masa.
Tak mau kalah. Partai Republik mengambil tagline siap memperbaiki pemerintahan Amerika Serikat yang telah rusak karena dijalankan oleh tangan yang salah.
Solusinya pun menurut mereka hanya dengan memilih calon Grand Old Party (GOP) -- nama lain Partai Republik -- pada saat 8 November nanti.
Florida, sudah dikenal sebagai 'purple state' atau negara dengan salah satu swing voters terbanyak di Negeri Paman Sam. Menurut jajak pendapat terakhir yang dikeluarkan CNN, Hillary unggul tipis di atas Trump dengan angka 46 persen.
*Laporan Khusus Pilpres 2018 secara langsung dari Miami dan New York diselenggarakan atas kerja sama antara Liputan6.com dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia.