Liputan6.com, Jakarta - Unjuk rasa yang digelar pada hari ini, 4 November 2016 menyita banyak perhatian. Aksi tersebut terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Polisi bahkan telah menyiagakan belasan ribu personel gabungan demi mengamankan aksi demo damai 4 November tersebut.
Terkait hal tersebut, beberapa media asing menyorot tentang kewaspadaan adanya kelompok teroris ISIS menyusup demo damai tersebut.
Meski demikian, keberadaan ISIS yang kemungkinan menyusup sudah diantisipasi oleh polisi RI. Hal itu dilaporkan oleh media Singapura, Straits Times, yang mengutip Kapolri Tito Karnavian, dalam artikel bertajuk, "Indonesian ISIS sympathisers expected at Anti-Ahok rally on Nov 4".
"Ada kemungkinan pendukung lokal ISIS akan bergabung bersama kelompok garis keras dalam demo 4 November," kata Tito. "Namun pertanyaannya, apakah mereka akan melakukan kekerasan, itu yang kita belum tahu."
Menurut Times, mengutip Tito, kelompok lokal yang berafiliasi ISIS adalah Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) or Jemaah Ansharut Daulah.
Dua media Filipina, Coconut dan Rappler, juga mengkhawatirkan adanya penyusup ISIS dalam demo 4 November.
Coconut mengutip dari Ketua Majelis Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Ishomuddin.
"Ada kemungkinan ISIS mencoba mempengaruhi demo 4 November yang dilakukan FPI. Tak hanya itu, mereka juga turut campur dalam pilkada DKI mendatang," kata KH Ahmad Ishomuddin.
Sementara itu, Rappler mengutip dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang mengatakan jajaran keamanan pasang mata terhadap ISIS dan JAT.
Sydney Morning Herald mengutip mantan anggota Jemaah Islamiyah (JI), Nasir Abbas, mengatakan JI dan ISIS kemungkinan besar akan bergabung dalam demo. Artikel yang terbit pada 2 November lalu itu bertajuk, Indonesia on edge as jihadists urge violence at Jakarta rally against governor.
Hal itu dibenarkan lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com pada Jumat (4/11/2016) yang mengatakan, "Di Suriah, mereka musuhan, tapi di Indonesia mereka teman karena punya musuh bersama, yaitu Ahok."
Laman media Inggris juga senada melaporkan kekhawatirannya terkait demo tersebut. The Guardian mengutip wawancaranya dengan ahli teroris dari Institute for Policy Analysis of Conflict., Sidney Jones yang mengatakan, "Wajar kalau ketakutan akan kekerasan terjadi pada demo 4 November, oleh sebab itu tentara dan polisi dikerahkan.
Dalam demo damai 4 November kali ini, 20.000 polisi dikerahkan.
"Semuanya sudah hampir 20.000 personel untuk melayani pengamanan di Ibu Kota," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan di Polda Metro Jaya.
"Massa sedang kita data karena terus berkembang. Estimasi kemarin ada 35.000 terus melonjak 50.000, tapi fluktuatif. Pengamanan kita sudah punya rinciannya," ucap Iriawan.