Liputan6.com, Paris - Kaum wanita di Prancis dianjurkan untuk meninggalkan pekerjaan jam 16.34 sore pada 7 November 2016 nanti dengan maksud menggugat jurang penggajian antara para karyawan pria dan wanita.
Edaran dari kelompok kesetaraan hak Les Glorieuses berbunyi demikian, "Sejak tanggal 7 November pukul 16.34 (lewat 7 detik), kaum wanita akan bekerja 'secara gratis'."
Advertisement
Baca Juga
Kelompok tersebut merasa bahwa ketimpangan penggajian di Prancis sudah kelewatan dan harus diatasi, demikian seperti dikutip dari The Local pada Jumat (4/11/2016)
Gerakan itu mendapatkan ilham dari gerakan serupa di Islandia pada minggu lalu.
Pemilihan tanggal tersebut didasarkan kepada suatu penelitian terkini yang mengungkapkan adanya ketimpangan penggajian sekitar 15,1 persen antara kaum pria dan wanita pada 2014
Kaum wanita bisa berhenti kerja sejak 7 November sore hingga akhir tahun 2016 untuk menyeimbangkan ketimpangan itu.
Melalui laman Facebook, kelompok itu mengatakan bahwa dampaknya akan terasa jika setiap wanita yang bekerja melakukan pemogokan. Sekarang ini ada 13,8 juta wanita bekerja di Prancis, sekitar 48 persen dari tenaga kerja di sana.
Menurut laporan World Economic Forum, ketimpangan penggajian itu tidak akan lenyap sebelum 2186. Kelompok Les Glorieuses mencetuskan, "Kami tidak mau menunggu hingga 2186 untuk meraih kesetaraan penggajian, tak mau menunggu 170 tahun hingga seimbang."
Di seluruh Eropa, kaum wanita meraih penggajian yang rata-rata 17 persen lebih rendah dibandingkan dengan kaum pria, demikian menurut penelitian 40 negara yang dilakukan oleh Expert Market di London.
Penelitian itu mencakup gaji rata-rata kaum pria dan wanita. Kesimpulannya, sejak 31 Oktober, secara hakiki kaum wanita Eropa sebenarnya bekerja tanpa bayaran.
Pada 24 Oktober, ribuan wanita di Islandia keluar dari tempat kerja dan unjuk rasa di jalan-jalan guna menuntut kesetaraan penggajian.