Liputan6.com, New York - Yayasan Clinton (Clinton Foundation) mengaku mereka mendapatkan uang sejumlah US$ 1 juta atau setara dengan Rp 13,1 miliar, dari Qatar. 'Hadiah' yang diberikan itu diterima yayasan saat Hillary Clinton menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Namun, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (6/11/2016), capres Demokrat itu tidak melaporkan penerimaan uang yang diberikan sebagai hadiah ulang tahun ke-65 Bill Clinton, kepada Departemen Luar Negeri sebagai wujud transparansi pejabat negara.
Baca Juga
Menurut keterangan pemerintah Qatar, mereka memberikan hadiah tersebut pada 2011, sebagai perayaan peringatan hari lahir suami Hillary, dan permintaan bertemu secara pribadi dengan mantan presiden AS itu.
Advertisement
Hal tersebut diungkapkan oleh ketua kampanye Hillary, John Podesta, yang mengatakan email yayasan itu merupakan salah satu dari ribuan email yang bocor dari akun pria itu pada Wikileaks.
Sebelum menjabat sebagai Menlu, pada 2009 lawan Donald Trump dalam Pemilu AS itu menandatangani perjanjian dengan pemerintah terkait transparansi yayasan keluarga yang didirikan Clinton.
Perjanjian itu dibuat untuk menghindari adanya rumor yang mengatakan bahwa kebijakan luar negeri AS dipengaruhi oleh donatur-donatur kaya.
Awalnya, pada Oktober 2016, pejabat Yayasan Clinton menolak untuk mengkonfirmasi donasi Qatar tersebut. Namun pada pekan ini, seorang juru bicara Yayasan Clinton, Brian Cookstra, mengatakan bahwa yayasan memang menerima hadiah berupa uang sebesar US$ 1 juta atau Rp 13,1 miliar dari Qatar.
Brian mengatakan bahwa hadiah itu tidak ada kaitannya dengan dukungan AS terhadap Negara teluk itu. Sementara itu, juru bicara Yayasan Clinton tersebut menolak untuk memberikan penjelasan apakah Bill menerima permintaan pertemuan pribadi Qatar atau tidak.
Kedutaan Besar Qatar untuk AS maupun Dewan Menteri Qatar di Doha, menolak untuk memberikan komentar terkait donasi tersebut. Menurut keterangan Departemen Luar Negeri, pihaknya tidak mendapatkan ataupun memiliki catatan terkait sumbangan tersebut.
Situs Yayasan Clinton mengatakan bahwa sumbangan yang diterima dari pemerintah Qatar berjumlah total sekitar US$1 hingga US$ 5 juta tahun itu.
Sementara itu, mereka juga mengatakan tidak akan menerima sumbangan ataupun 'hadiah' lagi dari pemerintah asing jika Hillary terpilih menjadi presiden AS.