Monyet 'Sakti' di Tiongkok Ramalkan Trump Menang Pilpres

Monyet peramal ini bahkan memberi gambar Donald Trump dengan setelan jas berwarna hitam dengan ciuman di bibir.

oleh Maria Flora diperbarui 08 Nov 2016, 18:39 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 18:39 WIB
Monyet Peramal di Tiongkok Prediksi Trump Menang Pilpres
Monyet peramal ini bahkan memberi gambar Donald Trump dengan setelan jas berwarna hitam dengan ciuman dibibir.

Liputan6.com, China - Seekor monyet bernama Geda di Tiongkok memprediksi calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump akan keluar sebagai pemenang mengungguli lawannya, Hillary Clinton , dalam pemilihan Presiden AS.

Pada Kamis, 3 November 2016 lalu, Geda--atau yang dijuluki King of Prophets--oleh warga di Provinsi Hunan dihadapkan pada dua gambar di atas sebuah podium. Donald Trump sebelah kiri dan Hillary di sebelah kanannya.

Di depan kedua foto capres ini, masing-masing diletakkan sebuah pisang. Tak menunggu berapa lama, Geda langsung mendekati gambar Trump dan mengambil pisangnya.

Dilansir dari channelnewsasia.com, Selasa (8/11/2016), monyet peramal ini bahkan mendaratkan sebuah ciuman di bibir taipan properti itu. 

Sebelumnya, anggota keluarga dari Taman Wisata Danau Ekologi di Hunan ini kerap diminta meramal banyak hal.

Monyet peramal ini bahkan memberi gambar Donald Trump dengan setelan jas berwarna hitam dengan ciuman dibibir. (Shanghaiist.com)

Pada bulan Juli lalu, misalnya. Gada memprediksi klub sepak bola asal Portugal keluar sebagai juara dalam kejuaraan Liga Eropa tahun 2016. Ramalannya tak meleset.

Bentuk dukungan bagi capres asal Partai Republik, Donald Trump tidak hanya datang dari kera misitis bernama Gada saja. Sebuah perusahaan yang memproduksi tisu toilet dan masker di China juga menyatakan dukungannya bagi sang miliarder untuk menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam. 

Sementara itu, seorang pengamat politik senior asal China menyatakan, untuk menjadi seorang pemimpin yang menduduki posisi tertinggi di Beijing, haruslah mereka yang berasal dari Partai Republik.

"Itu Mao Zedong yang mengatakan.'Tanpa penghancuran tidak akan ada pembangunan'. Dan jika saya bisa menafsirkannya dengan benar, Donald Trump adalah pelaku bom bunuh diri dari politik Amerika," ungkap Kepala Pusat Hubungan Amerika dan China di New York Asia Society, yang dilansir dari Shanghaiist.com.

"Dia (Trump) hanya ingin membangun sebuah pondasi rumah dari awal. Dan saya pikir hal itu merupakan salah satu elemen penting yang sangat menggoda China," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya