Liputan6.com, New York - "Maaf, Anda tak bisa berdiri atau mengambil gambar di sini," teguran itu mengagetkan jurnalis Liputan6.com yang tengah berada di luar tempat pemungutan suara (TPS) di Trinity Church di Manhattan, New York.
Kalimat tersebut keluar dari bibir seorang pria berperawakan tinggi besar dan tegap, yang mengenakan pakaian serba hitam. Ia adalah anggota Kepolisian New York atau lebih akrab disebut NYPD.
Mendengar hal tersebut, Liputan6.com segera menghentikan kegiatan mengambil gambar dan foto. Setelah itu, tiba-tiba, dua orang polisi wanita mendatangi rombongan jurnalis dan berkata, "Ini untuk alasan keamanan jadi tidak boleh berdiri di sini."
Advertisement
Instruksi dari Polwan NYPD kepada kepada rombongan jurnalis tak langsung didengarkan. Negosiasi coba dilakukan. Namun, hasilnya percuma, NYPD tetap kukuh pada pendiriannya.
Alhasil, seluruh jurnalis pun berpindah tempat. Polisi laki-laki mengikuti arah langkah para wartawan. Dia menegaskan, seluruh pewarta hanya bisa berada di jarak 100 kaki atau 30 meter dari TPS.
Mendengar perintah itu, terlihat raut kecewa di wajah para jurnalis asing. Namun, karena alasan keamanan, seluruh wartawan menuruti perintah polisi tersebut dan tidak mengambil gambar.
Tindakan pewarta yang mengikuti instruksi polisi NYPD diapresisasi oleh sang aparat keamanan, sambil menyalami sebagian jurnalis ia kembali berkata, "Kami menghargai apa yang Anda lakukan, tapi maaf ini kami lakukan semata-mata atas alasan keamanan."
"Tidak apa-apa, Pak, Anda telah melakukan tugas, kami baik-baik saja, bagaimana dengan anda?," tanya seorang jurnalis kepada polisi tersebut.
"Kami begitu kelelahan, tapi sama seperti anda kami, juga baik-baik saja," jawab sang polisi sembari melemparkan senyuman dan kembali berjaga di depan TPS di Trinity Church.
Potensi Ancaman
Sebelumnya, pelaksanaan Pilpres AS, khususnya di New York, dibayang-bayangi ancaman teror.
Sejumlah pejabat federal pada Jumat 4 November 2016, memperingatkan aparat di New York terkait potensi serangan kelompok militan Al Qaeda pada sekitar hari pelaksanaan pilpres.
Kepolisian kota berjuluk Big Apple atau New York Police Department (NYPD) dan otoritas pelabuhan atau Port Authority New York dan New Jersey telah menerima peringatan tersebut.
"Kami terus melaksanakan patroli tingkat tinggi di semua fasilitas yang kami miliki," kata Steve Coleman, juru bicara Port Authority, yang mengoperasikan bandara, terowongan, dan jembatan di sekitar New York, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara, NYPD mengatakan, laporan yang mereka terima kurang spesifik dan masih ditelaah.
"Kami bekerja sama dengan FBI melalui Joint Terrorism Task Force dan Biro Kontraterorisme dan Intelijen," kata pihak NYPD.
Namun, kabar soal potensi ancaman dibantah , Managing Director urusan Hubungan Masyarakat, Departemen Luar Negeri AS, Richard Buangan.
"Selalu ada kecemasan mengenai keamanan, tapi tidak ada yang secara spesifik kita lihat, tidak ada yang spesifik," ucap Buangan di New York, Amerika Serikat kepada Liputan6.com.