Bocah 4 Tahun Dijadikan Tumbal untuk Temukan Ponsel Hilang

Praktik ilmu hitam merupakan aktivitas spiritual yang masih dilakukan di beberapa wilayah pedalaman di dunia. Berikut salah satunya.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 09 Nov 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 20:00 WIB
Ibu Hamil Korban Mutilasi hingga Objek Wisata di Pegunungan Napu
Korban mutilasi diketahui bernama Nuri Semaya. Sementara itu, pegunungan Napu, Poso, menyimpan objek wisata era megalitikum.

Liputan6.com, Mumbai - Seorang bocah empat tahun ditemukan tak bernyawa dengan keadaan tangan dan kepala tak lagi menyatu dengan tubuhnya. Gadis kecil itu dimutilasi dengan sadis.

Potongan tubuhnya ditemukan di jalan setapak di dalam hutan, dekat dengan perkebunan teh di wilayah Assam Atas, India.

Bocah itu dilaporkan menghilang dari rumahnya yang berada di Charaideo, wilayah tetangga tempat jasadnya ditemukan.

Menurut laporan yang dikutip dari Daily Mail, (9/11/2016), bocah perempuan itu diduga menjadi korban praktik ilmu hitam, yang dilakukan oleh orangtua seorang anak 14 tahun.

Ritual 'jahat' tersebut dilakukan hanya demi menemukan ponsel sang anak yang menghilang.

Pelaku yang tidak disebutkan namanya itu menemui dukun, meminta agar orang yang mengambil telepon genggam anaknya segera mengembalikan benda tersebut.

Upacara ritual ilmu hitam pun dilakukan oleh seorang yang mengaku sebagai 'penyihir' ilmu hitam terkenal di desa.

Bocah empat tahun itu kemudian diculik dan dijadikan tumbal dalam praktik ilmu 'gila' tersebut.

Menurut laporan media setempat, orangtua remaja dan asisten dukun pelaku pembunuhan telah ditangkap. Sementara sang dukun sendiri berhasil melarikan diri.

Sementara, remaja 14 tahun pemilik ponsel yang hilang tidak ditangkap karena masih di bawah umur.

Menurut keterangan dari Washington Post, keluarga tersangka dan korban saling kenal. Mereka sama-sama berasal dari suku Adivasis.

Tak seperti kehidupan di pusat kota atau beberapa daerah maju di India lainnya, wilayah pedalaman atau terisolir masih mempraktikkan pengorbanan manusia atau tumbal.

Seperti yang terjadi Mei 2015, seorang bocah berusia 5 tahun dipenggal sebagai bentuk persembahan terhadap dewa kekuatan, Kali.

Menurut keterangan sang ayah, anak bungsunya itu, Sanatan Bag, 'dititipkan' di rumah Nanu Mirdha yang kemudian menjadikan bocah itu tumbal untuk Dewa Kali di depan sebuah kuil.

Polisi setempat mengatakan bahwa Mirdha tewas akibat amukan warga saat melihat tubuh tak berkepala Sanatan ditemukan di dalam 'kolam darah'.

Berhari-hari setelah kejadian itu, polisi menyelidiki kematian seorang pria 55 tahun yang diduga dipenggal sebagai tumbal untuk dewa.

Hal tersebut dilakukan oleh warga desa yang diduga putus asa akibat kemarau yang berkepanjangan dan melakukan ritual turun hujan.

Pria bernama Thepa Kharia itu ditemukan tak bernyawa dan tak berkepala di dalam rumahnya yang berada di desa pedalaman, Jharkhand.

Menurut keterangan adik pria malang itu, warga mendobrak masuk ke dalam rumah kakaknya dan memenggal kepala pria 55 tahun itu.

Kepalanya kemudian dikuburkan sebagai bagian ritual meminta hujan atau hasil panen yang berlimpah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya