Ini 5 Fakta 'Mengejutkan' Terkait Supermoon 14 November 2016

Pada 14 November 2016, Bulan akan terlihat paling besar dan terang dalam kurun 70 tahun terakhir.

oleh Citra Dewi diperbarui 13 Nov 2016, 19:55 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2016, 19:55 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena langit supermoon kembali dapat disaksikan pada 14 November 2016. Saat itu, Bulan akan terlihat paling besar dan terang dalam kurun 70 tahun terakhir.

Pastikan Anda tak melewatkan peristiwa tersebut, karena Bulan tak akan berada di jarak sedekat itu hingga 25 November 2034.

Seperti dilansir Space.com, astronom di Slooh Community Observatory, Bob Breman, mengatakan bahwa bulan purnama itu tak hanya menjadi supermoon yang terdekat dan tercerah selama 2016, tapi juga terbesar sejak 1948.

Supermoon terjadi ketika Bulan mencapai fase penuhnya--Bulan purnama--dan berada di titik terdekat dengan Bumi. Hal tersebut membuat Bulan terlihat lebih besar dan terang dibanding dengan purnama.

Ternyata, terdapat fakta mengejutkan mengenai supermoon yang patut kita ketahui. Dikutip dari Space.com, Minggu (13/11/2016), berikut 5 di antaranya:

1. Bulan Tak Terlihat Begitu Beda

Perbedaan Bulan purnama yang terletak pada titik terdekat dan terjauh dari Bumi (Space.com)

Meski menurut peneliti supermoon akan membuat Bulan 15 persen lebih besar dan 16 persen lebih terang dari bulan purnama biasa, rata-rata astronom amatir tidak akan melihat banyak perbedaan.

"Itu tidak cukup untuk melihat perbedaannya, kecuali Anda benar-benar memperhatikan," ujar editor senior pada majalah Sky & Telescope, Alan MacRobert dalam sebuah pernyataan.

Namun ada kemungkinan bahwa bulan akan terlihat sangat besar jika Anda melihatnya di dekat ufuk atau kaki langit, di mana efek tersebut dikenal dengan nama "Ilusi Bulan".

Ilmuwan berpendapat bahwa penampakan tersebut terjadi karena mereka yang melihatnya dapat dengan mudah membandingkan Bulan dengan bangunan di dekatnya. Alasan lain adalah karena otak manusia memproses obyek di ufuk lebih besar daripada obyek dengan ukuran serupa di langit.

2. Ombak Akan Lebih Tinggi

Supermoon akan membuat pasang menjadi lebih tinggi (noliesradio.org)

Mereka yang tinggal di dekat laut akan mengalami pasang surut yang lebih besar dari biasanya, layaknya "pasang purnama" yang terjadi saat fase Bulan berada dalam fase baru atau penuh.

Hal itu disebabkan karena Matahari, Bumi, dan Bulan akan berada dalam satu garis selaras, dan tarikan gravitasi kedua benda angkasa luar itu yang menyebabkan ombak di Bumi akan lebih tinggi.

Sky & Telescope memperkirakan, pasang akan mengalami kenaikan sekitar 5 cm saat terjadi supermoon 14 November.

3. Supermoon Terjadi 3 Kali pada 2016

Sebuah pesawat bersiap mendarat di bandara Heathrow saat fajar dengan latar belakang Supermoon di London, Inggris, Senin (17/10). Fenomena bulan purnama terlihat lebih besar dan terang karena berada di jarak terdekat dengan bumi. (Reuters/Toby Melville)

Para pengamat langit yang beruntung akan dapat melihat tiga supermoon sekaligus untuk menutup 2016. Sementara supermoon pada Oktober sudah berlalu, masih terdapat dua supermoon lain yang terjadi pada 14 November dan 13 Desember.

Hal tersebut dapat disebut peristiwa langka, karena biasanya supermoon terjadi satu kali setiap 13 bulan.

Meski Bulan tampak indah pada fenomena supermoon, namun para pengamat langit akan kesulitan untuk melihat obyek seperti nebula, galaksi, atau meteor karena terhalang oleh Bulan yang bersinar terang.

4. Supermoon 14 November Jadi Salah Satu yang Paling Terang

Supermoon. (Sumber space.com)

Jika Anda pernah melihat supermoon sebelumnya, jangan sampai melewatkan fenomena itu 14 November 2016.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, supermoon 14 November akan menjadi yang paling terang sejak 1948. NASA juga menyebut, fenomena itu baru akan terjadi lagi pada 25 November 2034.

Untuk menyaksikan fenomena itu, Anda tak perlu menggunakan teleskop karena supermoon bisa disaksikan dengan mata telanjang. Dikutip dari Conde Nast Traveler, untuk mendapatkan pemandangan terbaik, coba hindari polusi cahaya karena kecerahan Bulan dapat terhalang oleh lampu kota atau awan.

5. Bulan Purnama Tak Persis Sejajar dengan Bumi dan Matahari

Bulan, satelit alami Bumi (NASA)

Bulan purnama terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis, di mana Bumi terletak di tengah.

Namun secara geometris, ketiganya tak berada sama persis dalam satu garis lurus. Bumi tidak sepenuhnya menghalangi sinar Matahari untuk dipantulkan Bulan.

Matahari, Bumi, dan Bulan sesekali berada di dalam satu garis lurus, di mana peristiwa tersebut menyebabkan gerhana Bulan total. Tak ada gerhana bulan total yang terjadi pada 2017, namun para pengamat langit di Amerika Serikat dapat melihat gerhana Bulan total atau sebagian pada 21 Agustus 2017.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya