Liputan6.com, Iowa - Berbeda dengan para The Founding Fathers pendahulunya, Donald Trump yang kini menjadi Presiden AS ke-45 terpilih dikenal sebagai seorang pemimpin yang penuh dengan kontroversi.
Beberapa pernyataannya di antaranya melarang seluruh Muslim, baik itu pencari suaka, turis bahkan warga AS yang sedang di luar negeri untuk masuk ke AS. Dan yang paling kontroversial saat ia ingin Meksiko membuat tembok tinggi di perbatasan dengan AS.
Belum lama ini, lewat media sosial Twitter, taipan properti ini menyodorkan sebuah nama yang dinilainya layak menduduki posisi Duta Besar Inggris untuk AS.
Advertisement
Sosok itu adalah Nigel Farage, pemimpin partai sayap kanan Inggris, UKIP yang pro-Brexit.
Dengan begitu banyak komentar kontroversial yang kerap keluar dari mulut suami Melania ini, ia mungkin tak sadar telah membuat banyak orang di Negeri Paman Sam yang dibuat sakit hati.
Namun kenyataannya, popularitasnya menjelang pemilihan Presiden beberapa waktu lalu semakin meningkat. Terbukti dengan terpilihnya Trump sebagai Presiden AS yang akan segera menggantikan Presiden AS ke-44 Barack Obama.
Kemenangan Donald Trump menimbulkan berbagai pergolakan di dalam negeri. Para pendukung Hillary Clinton yang merasa kecewa turun ke jalan dan menyuarakan penolakan mereka atas terpilihnya pebisnis New York itu sebagai Presiden AS terpilih.
Lain halnya dengan apa yang dilakukan Stella. Pemilik sebuah restoran paling populer di Iowa City, Amerika Serikat ini mengenakan biaya yang lebih mahal kepada pelanggannya yang mendukung Donald Trump.
Seperti dilansir dari Odditycentral.com, Selasa (22/11/2016), pemilih Trump dikenakan biaya tambahan US$ 10 atau sekitar Rp 133 ribu dibanding pendukung Hillary yang hanya membayar US$ 5 atau sekitar Rp 66 ribu untuk memasuki dan makan di restoran itu.
Restoran Stella terletak di Johnson County, yang merupakan satu dari enam daerah di 99 kabupaten di Iowa yang memberikan suaranya kepada calon Presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.
Banyak pelanggan yang mendukung Trump mengatakan, cara yang dilakukan sang pemilik restoran sebagai tindakan yang menjijikkan dan tidak profesional.
Kebijakan yang dirasa sangat diskriminatif itu pertama kali dilaporkan oleh Eric Stelter, pelanggan restoran. Kepada Google Review, Eric menceritakan saat dirinya dan sang istri mengunjungi restoran Stella di akhir pekan. Sesampai di sana, ia melihat tulisan di pintu yang berbunyi:"Ya, ini adalah diskriminasi. Dan Anda telah memilihnya untuk itu."
Awalnya Eric menduga tulisan itu hanya sekedar lelucon. Tapi saat seorang penjaga pintu restoran keluar sambil menanyakan siapa yang mereka pilih saat Pilpres kemarin, sontak keduanya terkejut.
"Jika Anda pilih Trump, harus membayar US$ 10. Jika memilih Hillary, hanya US$ 5."