Liputan6.com, Imphal - Perkembangan sektor pariwisata India berada pada kisaran 7 hingga 8 persen per tahun selama lima tahun belakangan ini. Angka tersebut berada di atas rata-rata angka pertumbuhan sektor pariwisata dunia, yakni sekitar 4 hingga 5 persen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Vinod Zutshi, Menteri Pariwisata India melalui jumpa pers di sela-sela acara pembukaan International Tourism Mart 2016 di Convention Centre, Sanjenthong, Imphal, India, pada Kamis 24 November 2016.
Kawasan Timur Laut memiliki banyak potensi, namun termasuk yang paling jarang dijelajahi di India. Untuk mempermudah wisata ke sana, pemerintah India akan memberi kemudahan. Salah satunya izin kunjungan (leave travel concession, LTC) ke negara-negara bagian yang termasuk dalam North East State (NES).
Advertisement
Pemerintah bahkan akan memberikan kemudahan khusus kepada kawasan NES untuk ikut serta dalam ajang-ajang pariwisata internasional.
Kementerian Pariwisata berkutat dengan perbaikan infrastruktur wisata, semisal akomodasi, konektivitas terujung (last mile connectivity), WiFi, dan bahkan toilet kelas dunia. Sementara itu, infrastruktur utama dikolaborasikan dengan pihak terkait dalam pemerintah pusat, semisal Kementerian Hubungan Sipil.
Hubungan dengan ASEAN
Namun bukan hanya di dalam negeri India. Di sebelah timur membentang China dan Asia Tenggara, mulai dari Myanmar. India bermaksud mengembangkan hubungan bahkan hingga ke ASEAN seperti yang digagas dalam Indo-ASEAN Summit.
Salah satu hal yang menarik perhatian di kawasan Timur Laut India adalah warisan agama Buddha. Ada beberapa kantong-kantong wilayah yang kental dengan suasana agama Buddha. Belum lama ini digelar perhelatan terkait agama Buddha yang dihadiri oleh delegasi dari 28 negara.
Selain wisata petualangan dan lingkungan, wisata napak tilas Buddha juga menjadi keunikan yang dapat ditawarkan kepada dunia luar. Menurut Menteri Zutshi, apapun yang unik dapat menjadi daya tarik wisata.
Pada bagian lain, Menteri Zutshi menyebutkan tentang kehadirannya dalam PATA Travel Mart di Jakarta pada September lalu. Menurutnya, India dan Indonesia berbagi banyak hal terkait kebudayaan, terlebih mengingat sejarah panjang hubungan dua bangsa.
Menteri Zutshi juga terkesan dengan kebijakan pemberian visa di Indonesia yang disebutnya lebih liberal.
Masih Ada Kendala
Tentu saja masih ada kendala-kendala di lapangan meski pemerintah pusat India telah melonggarkan sejumlah aturan terutama berkaitan dengan persyaratan keamanan.
Namun demikian, para delegasi asing, termasuk Liputan6.com, masih harus melakukan pendaftaran warga asing ketika mendarat di Bandara Imphal setelah melakukan penerbangan domestik dari Kolkata.Â
Bahkan, di Kolkata, para delegasi asing masih ditanyai tentang keperluan hadir di International Tourism Mart 2016 di Imphal.
Secara diplomatis Menteri Zutshi menduga hal tersebut terjadi pada perseorangan dan memastikan pelatihan akan terus ditingkatkan. Bahkan, sebagai pemegang visa diplomatik, ia pernah mengalami kendala. Menurutnya, masalah keamanan memang menjadi hal besar selama World Travel Summit di London beberapa bulan lalu.
Menjawab pertanyaan Liputan6.com tentang kesulitan menukar uang dengan mata uang India, ia mengatakan bahwa antrean penukaran uang sudah semakin berkurang.