Pertempuran 'Perdana' Israel Vs ISIS di Suriah, 4 Militan Tewas

Israel biasanya tidak terlalu menanggapi konflik Suriah. Hal ini membuat serangan di Dataran Tinggi Golan adalah hal langka.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 28 Nov 2016, 10:41 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2016, 10:41 WIB

Liputan6.com, Yerusalem Pesawat Israel dilaporkan menembak sebuah kendaraan bersenjata api di Suriah dan menewaskan 4 orang penumpang mobil yang merupakan militan ISIS

Kejadian tersebut terjadi pada Minggu 27 November 2016 waktu setempat, setelah anggota militan itu menembaki patroli militer Israel, yang berada di wilayah Golan Heights atau Dataran Tinggi Golan. 

Seperti dikutip dari CBSNews.com, Senin (28/11/2016), sejauh ini Israel tidak terlalu terpengaruh oleh perang yang tengah berkecamuk di negara tetangganya. Negara yang beberapa hari lalu mengalami kebakaran dahsyat itu hanya mengalami beberapa insiden kecil di wilayah perbatasan mereka, yang secara umum mereka anggap sebagai taktik dari rezim Presiden Bashar al-Assad.

Pemerintah biasanya tidak 'ambil pusing' dan hanya membalas 'seadanya' terhadap pertempuran yang terjadi di Suriah.

Namun apa yang terjadi di wilayah selatan Golan Heights pada Minggu berbeda. Merupakan hal yang langka bagi militan ISIS untuk menyerang prajurit Israel di perbatasan itu.

Menurut keterangan Letnan Kolonel Peter Lerner, juru bicara militer Israel, ISIS menyerang patroli Israel dengan membawa senjata mesin dan mortir, sebelum akhirnya mengubah haluan dan kembali mengarahkan tembakan ke Suriah.

Membalas serangan tersebut pihak Yerussalem menggunakan serangan udara, membidik, dan menembak kendaraan tersebut. Empat orang militan yang berada di dalam kendaraan bersenjata tersebut tewas.

Letkol itu juga menyebutkan tidak ada prajurit Israel yang terluka dalam serangan tersebut.

Sementara itu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berkomentar mengatakan prajurit berhasil menggagalkan serangan.

"Kami semua sudah menyiagai perbatasan bagian utara dan tidak akan membiarkan ISIS atau kelompok teror lainnya menggunakan perang Suriah sebagai alasan bagi mereka untuk mendekati wilayah Israel," kata Netanyahu dalam rapat Kabinet.

Walaupun selama ini Israel mencoba untuk menghindar, pemerintah negara tetangga Suriah itu diduga khawatir akan tersedot ke dalam konflik yang tengah berkecamuk di negara yang dipimpin oleh Presiden Assad  tersebut.

Kekhawatiran itu membawa mereka melakukan penyerangan terhadap angkutan pengiriman senjata yang disebut-sebut akan dikirimkan ke kelompok militan Lebanon, Hazbullah -- sekutu dekat pemerintah Suriah.

Golan Heights awalnya merupakan  wilayah Suriah, namun Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari tangan Suriah pada tahun 1967 dalam Perang Enam Hari. Pada awal Perang Yom Kippur 1973, Suriah berhasil merebutnya kembali, namun serangan balik Israel berhasil mengusir Suriah dari sebagian besar Dataran Tinggi Golan.

Di dataran tinggi itu  terdapat pula bukit-bukit yang pada Perang Arab-Israel selalu diperebutkan, seperti Bukit Hermon dan Bukit Booster. Kedua bukit ini merupakan pusat pengamatan tentara Israel yang dikenal dengan 'Mata Israel'. 

Sementara itu, mantan kepala intelijen militer dan merupakan direktur Institute for National Security Studies, Amos Yadlin, mengatakan belum ada informasi detail yang menyatakan bahwa serangan tersebut dilancarkan beradasarkan kebijakan ISIS atau inisiatf militan sendiri. 

Yadlin juga mengatakan selama ini ISIS selalu menghindari menyerang Israel. Namun dengan adanya serangan tersebut, kelompok teror itu diduga tengah mencari kemenangan propaganda dengan menyerang Israel. 

"Kita harus memperhatikan dengan seksama apakah ini merupakan kebijakan dari ISIS. Menurutku seragan tersbut tidak direncanakan," kata Yadlin. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya