Liputan6.com, Tel Aviv - Sebuah laporan mengemuka tentang rencana Israel memesan 17 jet tempur F-35 buatan AS. Hal itu diungkapkan oleh kantor perdana menteri negeri zionis pada Minggu 27 November lalu.
Pemesanan pesawat tempur itu bertujuan untuk memperkuat armada perang Israel. Pernyataan dari Kantor PM Benjamin Netanyahu mengatakan, kementerian bidang keamanan telah menyetujui rencana itu.
Baca Juga
Pengantaran perdana Lockhead Martin F-35 akan dilakukan pada bulan depan. Demikian seperti dikutip dari middleeasteye, Selasa (29/11/2016).
Advertisement
Menurut pihak AS dan eksekutif industri militer, jet tempur siluman itu mampu menghindari radar musuh saat terbang pada kecepatan supersonik.
F-35 sudah memiliki nama panggilan yang akan disebut Adir atau dalam bahasa Ibrani (Hebrew) berarti 'perkasa atau mulia'. Menurut Haaretz, jet tempur itu dianggap pesawat militer paling canggih.
Pembelian tambahan tersebut akan membuat Angkatan Udara Israel memiliki 2 skuadron jet tempur.
Radio publik Israel mengatakan pembelian merupakan salah satu dari program bantuan militer AS -- yang ditandatangani pada bulan September.
Saat itu, Presiden Barack Obama menandatangani paket bantuan militer untuk 10 tahun senilai US$ 38 miliar kepada Israel. Bantuan itu merupakan yang terbesar dalam sejarah AS.
Perusahaan Israel Elbit Systems juga ambil bagian dalam pembuatan helm untuk pilot F-35. Sementara perusahaan milik negara atau Military Industry memproduksi suku cadang pesawat.
Informasi yang beredar pada hari Minggu juga melaporkan Netanyahu mengatakan bahwa dengan memesan 17 tambahan F-35, pemerintah "bermaksud untuk memperkuat keamanan Israel dan memastikan eksistensinya dalam beberapa dekade mendatang".
"Israel dapat mempertahankan diri dengan kekuatan sendiri terhadap semua musuh-musuhnya, berapa pun jaraknya," kata Netanyahu. Para pemimpin Israel juga membenarkan bahwa akuisisi F-35 akan meningkatkan ketegangan dengan musuh bebuyutan mereka: Iran.
F-35 diyakini mampu menghindari sistem pertahanan udara termasuk rudal buatan Rusia S-300, yang kata televisi negara Iran pada bulan Agustus lalu, telah dikerahkan untuk melindungi fasilitas nuklir Fordo.
Situs nuklir Fordo, dibangun di sebuah gunung dekat kota Qom, telah berhenti melakukan pengayaan uranium sejak pelaksanaan kesepakatan nuklir antara republik Iran dan Barat pada Januari lalu.
Pada Juli 2015 perjanjian bersejarah menghapus beberapa sanksi internasional dengan imbalan pembatasan pada program atom Teheran yang kontroversial.
Iran membantah berusaha untuk memperoleh senjata nuklir. Mereka berdalil, pengayaan uranium yang dilakukan untuk tujuan damai.
Netanyahu telah mengecam perjanjian penting dengan Iran sebagai "kekeliruan bersejarah", dan telah berulang kali mengancam akan mengambil tindakan militer dan jika perlu untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir.
Israel diyakini satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir.
Skuadron F-35 pertama kini sedang didirikan dan sepasang jet tempur canggih itu dijadwalkan mendarat di Israel, di pangkalan angkatan udara Nevatim dekat Be'er Sheva dalam dua minggu, kata Haaretz.
Mereka akan diterbangkan dari AS ke Israel oleh pilot Amerika, dengan pengisian bahan bakar di udara di atas Samudera Atlantik dan Mediterania.
Hari berikutnya, dua dari enam pilot Israel yang dilatih di AS akan mengambil alih untuk menerbangkan Adir.