Liputan6.com, Kiev - Ukraina mulai melakukan uji coba misil selama dua hari di dekat Krimea pada Kamis (1/12/2016). Langkah tersebut membuat geram Rusia, di mana Negeri Beruang Merah itu telah menempatkan pasukan pertahanan udaranya dalam siaga tinggi dan juga mengerahkan kapal perang di Laut Hitam.
Seorang pejabat militer Ukraina, Volodymyr Kryzhanovsky, mengatakan bahwa latihan yang bertempat di wilayah Kherson, Ukraina--berbatasan dengan Krimea--telah dimulai dan berlangsung lancar.
"Uji coba telah dilakukan sesuai dengan hukum internasional," ujar Kryzhanovsky kepada 112 TV.
Advertisement
Menurut Kryzhanovsky, latihan yang berlangsung pada 1-2 Desember itu berjarak 30 km dari wilayah udara Krimea. "Oleh karena itu merupakan hal salah jika mencela Ukraina," ujar dia.
Dikutip dari Reuters, Kamis Moskow menanggapi uji coba itu dengan menempatkan pasukan pertahanan udara berbasis darat di Krimea dalam siaga tinggi. Sebuah sumber militer Rusia menuduh Ukraina mencoba menciptakan "situasi gugup".
Berdasarkan sumber militer Krimea, kapal perang dari Armada Laut Hitam Rusia juga bersiap di pantai barat Krimea untuk membantu memperkuat pertahanan udara semenanjung.
"Unit kapal pertahanan udara telah dikerahkan dalam siaga tinggi. Bersama-sama dengan unit pertahan udara berbasis darat di semenanjung, kapal-kapal telah ditempatkan sebagai perisai yang tak tertembus roket musuh," ujar dia.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, ia tak mengetahui apakah Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan kementerian pertahanan untuk mempersiapkan response militer potensial terhadap uji coba yang dilakukan Ukraina.
Ia juga menanggapi pertanyaan tentang laporan media Ukraina yang menyebut, Kementerian Pertahanan Rusia telah mengatakan kepada utusan militer Ukraina bahwa Moskow akan menembak jatuh misil apa pun dan menghancurkan peluncurnya jika rudal uji coba tersebut mendektai wilayah udara Krimea.
"Di Kremlin kami tidak ingin melihat ada tindakan apa pun dari Ukraina yang melanggar hukum internasional dan berpotensi menciptakan kondisi berbahaya bagi penerbangan internasional di wilayah udara Rusia dan yang berdekatan," ujar Peskov.
Sementara itu Kryzhanovsky mengatakan, militer Ukraina telah siap untuk "setiap perkembangan".
Pada September lalu, Rusia melakukan latihan militer besar-besaran di seluruh distrik militer bagian selatan, termasuk Krimea. Latihan tersebut melibatkan 12.500 tentara, tank, jet tempur, kapal perang, dan sistem senjata rudal anti-pesawat jenis terbaru, S-400.