Aung San Suu Kyi Tolak Temui Menlu Malaysia

Menlu Malaysia diutus Perdana Menteri Najib Razak untuk membahas masalah Rohingya dengan Aung San Suu Kyi.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 06 Des 2016, 12:54 WIB
Diterbitkan 06 Des 2016, 12:54 WIB
Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi
Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi (Reuters)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengeluarkan pernyataan keras terkait terhadap Pemimpin De Facto Myanmar, Aung San Suu Kyi. Dia mengatakan dunia tak boleh diam atas terhadap masalah Rohingya.

Untuk itu membahas masalah itu, Najib mengutus Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman pergi ke Myanmar dan menemui Suu Kyi.

Sayangnya niatan Najib tersebut tak bisa terwujud. Suu Kyi dilaporkan tak mau menemui, Anifah.

"Saya minta Menlu bertemu Suu Kyi," sebut Najib seperti dikutip dari Radio Free Asia, Selasa (12/6/2016).

"Tapi dia membalas permintaan kami dan menyatakan ia tak bertemu jika membahas masalah Rohingya," papar Najib.

Pada Senin lalu, Najib mengikuti demo di Kuala Lumpur untuk menentang kekerasan terhadap Rohingya.

"Kami ingin menyampaikan kepada Aung San Suu Kyi, ini sudah cukup," ujar Najib

"Apakah mereka menginginkan saya menutup mata? Atau mereka ingin saya diam? Ada sebuah artikel di Piagam ASEAN, bahwa negara ASEAN harus menegakkan HAM," tuturnya.

Berbeda dengan Anifah, Menlu Retno akan segera menemui Suu Kyi untuk menemui Suu Kyi demi membahas Rohingya. Pertemuan dilangsungkan di Naypyidaw. Pertemuan dilakukan pada Selasa 6 Desember 2015, malam hari waktu setempat.

Mantan Duta Besar RI untuk Belanda tersebut, berharap ada hasil konkrit yang bisa dibawa dari pertemuannya dengan Suu Kyi.

"Pertemuan dengan State Counsellor Myanmar diharapkan akan membawa perbaikan situasi kemanusian dan stabilitas bagi semua komunitas, khususnya komunitas Muslim, di Rakhine State" ujar Retno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya