Liputan6.com, New York - Selama satu tahun belakangan, berbagai seluk beluk tentang pemilu presiden mewarnai perbincangan di ruang-ruang publik di Amerika Serikat (AS). Salah satunya di kereta, yang merupakan moda transportasi favorit di sana.
Yang cukup mengejutkan, salah satu penumpang kereta yang mengkritik presiden terpilih, Donald Trump, adalah Anna Wintour. Ia adalah sosialita sekaligus pemimpin redaksi majalah fashion ternama, Vogue.
Perempuan yang identik dengan potongan rambut model bob dan poni depan ini diketahui memberi komentar negatif tentang yayasan amal milik Trump. Ia mengatakan bahwa lembaga itu tak melakukan pekerjaan amal apa pun.
Advertisement
Selain itu, Anna juga mengatakan bahwa Trump akan memanfaatkan kepresidenannya untuk mengambil keuntungan bagi dirinya dan keluarganya.
Namun setelah dikonfirmasi atas pernyataan tersebut, Anna segera melayangkan permintaan maaf.
"Aku menyesali komentarku dan aku meminta maaf. Aku harap presiden terpilih, Donald Trump, akan menjadi presiden yang sukses bagi kita semua," ujarnya seperti dikutip dari Nymag.com, Selasa (13/12/2016).
Anna yang lahir dan tumbuh di Inggris saat ini adalah seorang warga negara AS. Ia tinggal di New York di mana ia menakhodai majalah mode ternama sejak tahun 1988.
Terkait dengan pilpres AS, pada Oktober lalu, Anna telah menyatakan bahwa Vogue mendukung capres asal Partai Demokrat, Hillary Clinton. Ini merupakan pertama kalinya bagi majalah tersebut "terjun" ke politik.
Dalam artikel yang diterbitkannya, Vogue menggambarkan Hillary sebagai seorang yang cerdas dan berpengalaman. Dukungannya juga terlihat ketika ia mengatur penggalangan dana untuk kampanye mantan Menlu AS.
Namun di lain sisi, Anna bukanlah sosok asing bagi Trump dan istrinya, Melania. Selama bertahun-tahun ia kerap menghadiri acara yang juga didatangi pasangan itu.
Anna bahkan menjadi salah satu undangan dalam pernikahan Trump-Melania pada tahun 2005 lalu. Kala itu ia menampilkan Melania di sampul depan majalahnya.