Mengaku Bunuh Orang, Duterte Terancam Digulingkan

Presiden Filipina Duterte mengaku pernah membunuh langsung seorang penjahat narkoba.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 15 Des 2016, 13:30 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 13:30 WIB
Presiden Rodrigo Duterte Hadapi Ancaman Pemakzulan
Presiden Rodrigo Duterte Hadapi Ancaman Pemakzulan (Reuters)

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina menghadapi ancaman penggulingan kekuasaan. Hal tersebut terjadi usai Rodrigo Duterte mengaku pernah membunuh langsung seorang penjahat narkoba.

Ancaman tersebut disampaikan oleh Senator Leila de Lima. Ia dikenal sebagai salah seorang pengkritik keras Duterte.

"Itu mengkhianati kepercayaan publik karena pembunuhan massal sudah dikategorikan kriminal tingkat tinggi. Dan sesuai dengan konstitusi, Mahkamah Agung bisa menggulingkannya," ucap Lima, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/12/2016).

Senada dengan Lima, Senator Richard Gordon mengatakan kelakuan Duterte telah menyebabkan dirinya berada dalam masalah. Saat ini, kemungkinan orang nomor satu di Filipina itu untuk digulingkan terbuka lebar.

"Saat ia berkata membuka dirinya (untuk dikritik), itu sudah menjadi cara yang legal untuk terus maju dan menggulingkan dia," ucap Gordon.

Sampai sekarang di Parlemen Filipina kurang dari 50 orang kelompok oposisi mengatakan siap menggulingkan Duterte.

Namun, jumlah tersebut sekarang terbilang sangat kecil. Sebab, ada 293 orang di Majelis Rendah Filipina.

Menanggapi ancaman pemakzulan, Menteri Kehakiman Kabinet Duterte, Vitalino Aguirre, menanggapi santai. Ia melihat permintaan itu sebagai hal yang berlebihan.

"Itu adalah tindakan hiperbola," ujar Aguirre.

Pada 14 Desember lalu, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang mengobarkan perang kontroversial terhadap narkoba membuat pengakuan mengejutkan. Ia mengatakan terjun langsung ke lapangan untuk menembak orang-orang yang terlibat dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Menurut Duterte, hal tersebut dilakukannya untuk menunjukkan, jika ia saja mampu melakukannya, maka seharusnya polisi pun demikian.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukannya ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Davao.

Pernyataan itu disampaikannya saat ia tengah membahas kampanyenya memberantas narkoba. Setidaknya korban tewas akibat perang kontroversial tersebut dilaporkan mencapai 5.000 orang.

"Di Davao aku melakukannya sendiri. Hanya untuk menunjukkan kepada polisi jika aku bisa melakukannya, kenapa mereka tidak? Aku pergi berkeliling Davao dengan sepeda motor, di sekelilingku terdapat motor gede. Aku berpatroli di jalan-jalan, 'mencari masalah'," kata Duterte seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (14/12/2016).

"Aku mencari konfrontasi, sehingga aku bisa membunuh," ujarnya.

Akibat kebijakan kontroversialnya, eks wali kota itu kini dijuluki "Duterte Harry". Ini merujuk pada tokoh fiksi berupa inspektur polisi kejam yang diperankan oleh Clint Eastwood.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya