Ada Jejak Bahan Peledak di Tubuh Korban Jatuhnya EgyptAir MS804

Penerbangan EgpytAir MS804 dari Paris ke Kairo jatuh ke laut pada 19 Mei lalu. Menewaskan 66 orang dalam pesawat nahas itu.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 16 Des 2016, 06:25 WIB
Diterbitkan 16 Des 2016, 06:25 WIB
20160519- Pesawat EgyptAir A320 Hilang Dari Radar-Reuters
Menteri pertahanan Yunani mengatakan penerbangan MS804 membuat "tikungan tajam" dan jatuh sebelum keluar dari radar, Kamis (19/5). (Reuters/ Kevin Cleynhens)

Liputan6.com, Cairo - Jejak bahan peledak ditemukan di bagian tubuh korban jatuhnya pesawat EgyptAir MS804 ke Laut Mediterania pada Mei 2016 lalu. Temuan itu diungkapkan oleh pihak investigator.

Dikutip dari BBC, Jumat (16/12/2016), penyidik kriminal kini akan diterjunkan untuk meneliti penyebab jatuhnya Airbus A320 itu. Apakah ada unsur pidana dalam kecelakaan itu. Demikian pernyataan  Kementerian Penerbangan Sipil Mesir.

Penerbangan EgpytAir MS804 dari Paris ke Kairo jatuh ke laut pada 19 Mei lalu. Menewaskan 66 orang dalam pesawat nahas itu. Hingga kini penyebab jatuhnya burung besi masih ditelusuri.

Tak ada panggilan darurat sebelum burung besi itu jatuh. Namun, rekaman suara di kokpit terdengar suara pilot memadamkan api.

Beberapa gambar puing yang militer Mesir publikasikan dari temuan dalam pencarian pesawat Egypt Air MS804 yang hilang di Laut Mediterania. (Egyptian Armed Forces)

Pesan elektronik otomatis dikirim oleh pesawat menunjukkan detektor asap datang dari  toilet dan di daerah avionik bawah kokpit, beberapa menit sebelum pesawat lenyap.

Penemuan puing menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang disebabkan oleh suhu tinggi dan ada jelaga pada bagian depan jet.

Meskipun ada kekhawatiran bahwa aksi terorisme mungkin telah menyebabkan pesawat jatuh, hingga saat ini tidak ada kelompok yang menyatakan menargetkan pesawat itu.

Dalam penerbangan itu ada 40 orang Mesir, termasuk 10 awak, dan 15 warga negara Prancis.

'Kecurigaan Kriminalitas'

Kementerian Mesir mengatakan pada hari Kamis bahwa, di bawah hukum Mesir, jaksa akan melaksanakan penyelidikan  "jika  komite investigasi curiga ada usaha kriminalitas di balik jatuhnya pesawat".

Pada bulan Juni, jaksa Paris membuka penyelidikan kasus dugaan pembunuhan dalam kecelakaan itu.

Badan keselamatan udara Prancis BEA dan produsen pesawat Airbus menolak untuk mengomentari pengumuman hari Kamis 15 Desember, demikian kantor berita Perancis  melaporkan.

Kecelakaan itu datang tujuh bulan setelah sebuah pesawat penumpang Rusia meledak oleh bom di Semenanjung Sinai, Mesir, menewaskan semua 224 orang di dalamnya.

Afiliasi ISIS di Mesir mengatakan mereka berada balik serangan itu. Namun, tidak ada klaim seperti serupa pada kecelakaan EgyptAir  pada bulan Mei.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya